BNI Bantu UMKM Cau Chocolates Perluas Pasar ke Luar Negeri, Begini Caranya

Ilustrasi cokelat.
Sumber :
  • Pexels/Anete Lusina

Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar naik kelas dan berorientasi ekspor melalui BNI Xpora. Hal ini dilakukan melalui bantuan permodalan, hingga perluasan akses pasar.

BNI Raih Predikat "The Most Trusted Companies" di Ajang Corporate Governance Perception Index Award 2024

Founder sekaligus CEO Cau Chocolates, Kadek Surya Prasetya Wiguna yang merupakan UMKM penerima manfaat mengatakan, selain pembiayaan, bisnisnya juga dibantu untuk meluaskan pasar ke luar negeri melalui diaspora Indonesia.

"BNI menjadi partner bank utama kami. BNI Xpora itu banyak menghubungkan kita dengan diaspora-diaspora luar negeri yang berpotensi untuk menjual coklat. Itu yang sangat membantu kami," ujar Kadek dalam keterangannya Jumat, 12 Januari 2024.

Konsisten Meningkatkan Kualitas Implementasi GCG, BNI Kembali Raih Predikat 'The Best Overall in Corporate Governance'

Gedung BNI

Photo :
  • BNI

Dia menceritakan, Cau Chocolates didirikan pada tahun 2017 di Bali berawal dari keresahan banyaknya kakao Indonesia yang diekspor ke luar negeri dalam bentuk mentah dan kembali ke Tanah Air dalam bentuk berbagai produk olahan. Menurutnya, hal ini tidak menguntungkan karena negara lain yang mendapatkan nilai tambah.

Bisnis Lokal di Berbagai Negara Dapat Angin Segar Imbas Masifnya Boikot Produk Terafiliasi Israel

Dijelaskannya, pada saat pertama kali Cau Chocolates didirikan, coklat atau kakao di Indonesia itu RI menjadi produsen nomor 3 di dunia.

Pada tahun 2017 mereka menyadari bahwa produk Indonesia banyak diekspor dalam bentuk biji, dan kembali masuk ke Indonesia dalam bentuk produk jadi yakni cokelat yang memiliki add value tinggi.

Di samping itu, Kadek menambahkan, pabrik cokelat di Bali didominasi perusahaan asing karena lebih unggul dari sisi teknologi. Hal ini yang membuat dirinya ingin memberdayakan kakao Indonesia sebagai produk olahan coklat asli Bali.

Ilustrasi cokelat.

Photo :
  • Pexels/Anete Lusina

“Setelah kami melihat itu, kami menyadari bahwa ini ada peluang besar yang seharusnya bisa digarap oleh masyarakat lokal. Jadi itulah kemudian dasar kami di Cau Chocolates untuk mencoba pertama kali membangun pabrik coklat milik orang Bali pertama yang betul-betul kita miliki sendiri," jelasnya.

Adapun, produk olahan coklat milik Cau Chocolates kini jumlahnya mencapai 200 jenis. Untuk produk yang paling diminati adalah produk coklat jadi, yaitu coklat batang yang sebagian besar dijual melalui toko oleh-oleh khas Bali untuk di dalam negeri. Dan juga dijajakan di sejumlah Duty Free yang ada di beberapa negara.

Untuk mendapatkan kakao yang akan diolah menjadi cokelat, Kadek Surya menyampaikan, pihaknya kebun kelolaan sendiri. Selain itu, Cau Chocolates juga bekerja sama dengan sejumlah petani kakao lokal.

"Kalau di Cau Chocolates ada dua instrumen yang kita gunakan untuk mendapatkan kakao. Pertama, bisa berasal dari kebun inti yang dimiliki perusahaan. Kedua, kebun mitra adalah yang diusahakan dan dikerjasamakan dengan masyarakat sekitar. Jadi, ada petani mitra dan berasal dari kebun inti," imbuhnya.

Praktisi IT dan Dirut PT TDC Indra

Sosialisasi di Kalangan UMKM Harus Lebih Maksimal

Sosialisasi yang lebih maksimal lagi, harus dilakukan. Terutama di tengah-tengah kalangan UMKM. Dengan begitu, penggunaan transaksi digital seperti QRIS, bisa lebih luas.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024