Airlangga Beberkan Ekonomi Jakarta Rugi Rp 2,1 Triliun Per Tahun Gegara Banjir Rob

Menko Ekonomi Airlangga Hartarto.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan ekonomi Jakarta setiap tahunnya diperkirakan mengalami kerugian sebesar Rp 2,1 triliun. Kerugian itu disebabkan oleh banjir rob yang sering terjadi di Pulau Jawa.

Pertamina Eco RunFest 2024, Dorong Pemberdayaan UMKM hingga Pertegas Komitmen Capai NZE 2060

Airlangga mengatakan, di Pulau Jawa memiliki tantangan berat terutama daya tampung akibat erosi, abrasi, banjir, dan penurunan permukaan tanah. 

"Koridor ekonomi akan terganggu kalau banjir rob. Estimasi kerugian ekonomi diperkirakan hanya di Jakarta saja Rp 2,1 triliun per tahun, jadi hanya di Jakarta. Sehingga nilai dalam 10 tahun bisa Rp 10 triliun kerugiannya," ujar Airlangga dalam acara Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai Dan Tanggul Laut Rabu, 10 Januari 2024.

1.687 Warga Terdampak Banjir di Periuk, Pemkot Tangerang Aktifkan 15 Mesin Pompa Air

Bencana banjir air laut atau banjir rob merendam berbagai pemukiman Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta. (ilustrasi)

Photo :
  • VIVA/Andrew Tito

Airlangga membeberkan, adanya banjir rob telah mengakibatkan penurunan tanah utamanya di Pantura sebesar 1-25 cm per tahun. Juga terdapat ancaman, yakni kenaikan permukaan air laut sebesar 1-15 cm. 

Tanggul Jebol Imbas Hujan Deras, Warga di Periuk Tangerang Kebanjiran

"Jadi dengan itu hampir setengah meter dipastikan di wilayah utama terutama Semarang banjir, Pekalongan, termasuk di Utara Jakarta," terangnya.

Banjir Rob dari Kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta Utara

Photo :
  • tvonenews.com

Airlangga melanjutkan, wilayah Pantura Jawa merupakan tempat tinggal penduduk yang cukup padat, dengan estimasi jumlah penduduk lebih dari 50 juta jiwa. Sehingga adanya ancaman itu akan berdampak kepada kehidupan masyarakat di wilayah itu. 

"Jadi yang terdampak 50 juta orang, nah tentu tidak membahayakan ekonomi infrastruktur, tapi kehidupan masyarakat," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya