Suku Bunga The Fed Diprediksi Turun di 2024, Reksadana Ini Bisa Jadi Instrumen Cuan
- Istimewa
Jakarta – PT BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) memprediksi bahwa di tahun 2024 inflasi global akan mulai melandai, dan The Federal Reserve (The Fed) akan memberikan isyarat dovish dalam kebijakan-kebijakannya.
Chief Investment Officer (CIO) BRI-MI, Herman Tjahjadi, mengaku melihat sejumlah peluang yang bisa dimanfaatkan oleh investor di sepanjang tahun 2024.
"Dengan melandainya inflasi dan adanya potensi dipangkasnya suku bunga, serta adanya kepastian hasil pemilu di pertengahan 2024, bisa menjadi sentimen positif bagi pasar modal domestik seperti obligasi dan saham," kata Herman dalam keterangannya, Senin, 8 Januari 2024.
Dari sisi prospek investasi, Herman mengaku melihat prospek investasi untuk reksadana berbasis pasar uang dan pendapatan, tetap dapat dipilih sebagai produk investasi yang cocok untuk diakumulasi. "Khususnya, di semester pertama di tahun 2024," ujarnya.
Dalam wawancara terpisah, Plt Direktur Utama BRI-MI, Ira Irmalia Sjam mengatakan, BRI-MI selalu mendengarkan kebutuhan investasi bagi para nasabah dan calon investor.
Sebagai contoh, BRI-MI memiliki produk unggulan Reksadana Seruni Pasar Uang II (SPU II), yang cocok bagi investor pemula. Hal ini karena SPU II memiliki likuiditas yang tinggi, serta ada potensi memperoleh pendapatan yang optimal dengan risiko yang relatif rendah.
"Untuk membeli produk tersebut, calon investor cukup mengeluarkan dana minimal Rp 10.000," kata Ira.
Selain pasar uang, BRI-MI juga memiliki produk reksadana campuran bernama Balanced Regular Income Fund (BRIF). Ira memastikan, BRIF sangat cocok sebagai instrumen diversifikasi investasi, karena memiliki fitur yang unik yaitu memberikan dividen setiap bulannya.
"Dengan adanya potensi penurunan suku bunga di tahun 2024, maka investasi pada reksadana BRIF, yang underlying asset-nya termasuk instrumen surat utang, berpotensi memberikan imbal hasil investasi yang optimal," ujarnya.