Lazada PHK Karyawan, Pihak Perusahaan Buka Suara

Lazada.
Sumber :
  • Viva.co.id/Agus Tri Haryanto

Jakarta - Salah satu raksasa e-commerce yang juga anak usaha Alibaba Group Holding, Lazada, dikabarkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah stafnya di Singapura. Dilansir dari Straitstimes.com, juru bicara Lazada mengatakan bahwa langkah ini dilakukan sebagai penyesuaian proaktif, untuk mentransformasi tenaga kerja mereka.

Boeing PHK Besar-Besaran, Pecat Lebih dari 2.000 Pekerja

"Agar dapat memposisikan diri kami dengan lebih baik, dalam cara kerja yang lebih tangkas dan efisien guna memenuhi kebutuhan bisnis di masa depan," kata juru bicara Lazada sebagaimana dikutip dari Straitstimes, Kamis, 4 Januari 2024.

Pekerja menyortir barang pesanan konsumen saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2018 di Warehouse Lazada, Depok, Jawa Barat, Rabu, 12 Desember 2018.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
PPN Naik Jadi 12 Persen di 2025, Buruh Sebut Bakal Tingkatkan Potensi PHK

Meski demikian, juru bicara tersebut menolak untuk mengungkapkan berapa banyak karyawan Lazada di Singapura atau Asia Tenggara yang terkena PHK, dan apakah mereka juga sudah menerima pesangon.

Dia hanya mengatakan bahwa transformasi ini mengharuskan Lazada menilai kembali kebutuhan tenaga kerja dan struktur operasional mereka.

Kinerja Keuangan Anjlok, Pizza Hut Tutup Puluhan Gerai di RI dan PHK 371 Karyawan

"Tujuannya yakni untuk memastikan bahwa Lazada berada pada posisi yang lebih baik, dalam mempersiapkan masa depan bisnis dan sumber daya manusia kami," ujarnya.

Diketahui, sebelumnya Lazada juga telah melakukan PHK pada bulan Oktober 2023 lalu. E-commerce yang didirikan pada tahun 2012 silam itu, saat ini sudah hadir di enam negara termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Pekerja menyortir barang pesanan konsumen saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2018 di Warehouse Lazada, Depok, Jawa Barat, Rabu, 12 Desember 2018.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Lazada menjadi anak perusahaan Alibaba Group Holding, setelah raksasa teknologi asal Tiongkok itu mengakuisisi sahamnya pada tahun 2016 silam. Tujuannya tak lain yakni untuk memperluas kehadirannya di kawasan Asia Tenggara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya