Curhat Bos Starbucks Kena Boikot Warga Dunia karena Dukung Zionis Israel

Gerai Starbucks yang tidak memiliki izin merek resmi di Baghdad Iran.
Sumber :

Washington – Chief Executive O fficer Starbucks, Laxman Narasimhan mengatakan pada minggu lalu, bahwa orang-orang yang melakukan aksi boikot atas tindakannya, di tengah perang Israel di Gaza, telah dipengaruhi oleh representasi yang salah di media sosial tentang apa yang diperjuangkan oleh rantai kopi tersebut.

Berikut Rahasia Sukses PT Paragon: Bisnis Berkah dengan Nilai-Nilai Islam

Perusahaan kopi raksasa itu telah menjadi sasaran boikot pro-Palestina, setelah menggugat serikat Pekerja Starbucks pada Oktober lalu, atas postingan media sosial yang mendukung Palestina.

Narasimhan, dalam suratnya kepada para karyawannya, mencatat bahwa banyak toko Starbucks yang mengalami insiden vandalisme, dan menambahkan bahwa perusahaan tersebut telah bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk memastikan keselamatan para pekerja dan pelanggannya.

AS Ancam Akan Menarik Diri dari Mediasi Gencatan Senjata Israel-Lebanon

Starbucks Workers United

Photo :
  • CTV News

“Meskipun saya bersyukur atas begitu banyak hal, saya prihatin dengan keadaan dunia yang kita tinggali. Ada konflik di banyak bagian. Hal ini telah melancarkan kekerasan terhadap orang-orang yang tidak bersalah, kebencian dan ucapan serta kebohongan yang dijadikan senjata, yang semuanya kami kutuk,” tulisnya.

Dewan Islam Prancis Sebut Putusan ICC Tangkap Netanyahu sebagai 'Secercah Harapan'

“Sikap kami jelas. Kami membela kemanusiaan," sambungnya, dikutip dari The New Arab, Rabu, 27 Desember 2023.

Jaringan kedai kopi ini adalah salah satu dari beberapa merek Barat yang mendapat tekanan dari konsumen, yang menyerukan perusahaan-perusahaan untuk mengambil sikap dalam perang Israel di Gaza, dan beberapa bahkan menghadapi kampanye boikot di negara-negara Arab.

Starbucks yang berbasis di Seattle belum menjelaskan dampaknya terhadap penjualan mereka. Laporan penjualan triwulanan perusahaan berikutnya baru akan dirilis pada bulan Februari mendatang, namun ada indikasi Starbucks mengalami penurunan penjualan.

Dalam laporan awal Desember, analis JP Morgan John Ivankoe menurunkan perkiraan penjualan Amerika Serikat (AS) untuk kuartal fiskal pertama Starbucks, dengan mengatakan penjualan saat musim liburan tampaknya lebih lambat dibandingkan promosi di musim gugur.  Harga saham Starbucks juga anjlok karena berita tersebut.

Sementara itu, video yang diposting di X menunjukkan protes dan toko-toko Starbucks kosong di London, Australia, Dubai dan tempat lain. Starbucks juga menawarkan penawaran lebih banyak dari biasanya untuk menarik pelanggan, termasuk minuman setengah harga pada hari Kamis.

Gerai Starbucks yang tidak memiliki izin merek resmi di Baghdad Iran.

Photo :
  • AP Photo/Ali Abdul Hassan.

Sebelumnya, Starbucks yang berbasis di Seattle diketahui juga menggugat serikat pekerja Workers United pada bulan Oktober lalu, yang mewakili ribuan barista di sekitar 360 toko di AS, setelah serikat pekerja tersebut memposting pesan pro Palestina di media sosial.

Perusahaan tersebut mengatakan postingan itu mencerminkan dukungan serikat pekerja terhadap kekerasan yang dilakukan oleh Hamas.

Starbucks pada saat itu mengatakan pihaknya"dengan tegas mengutuk tindakan terorisme, kebencian dan kekerasan, dan menambahkan bahwa mereka sangat tidak setuju dengan pandangan yang diungkapkan oleh serikat pekerja tersebut. Namun, para pengunjuk rasa melihat langkah perusahaan itu sebagai pro-Israel.

Pada pertengahan November, perusahaan mengajukan kembali gugatannya. Kali ini, tuntutan tersebut mencakup pernyataan yang menyatakan bahwa pihaknya menghormati hak-hak pekerja untuk mengekspresikan pandangan mereka mengenai perang di Timur Tengah dan isu-isu politik lainnya.

Starbucks juga mengatakan bahwa gugatan tersebut bertujuan untuk melindungi keselamatan pekerja dan reputasi Starbucks.

Dalam sebuah wawancara, seorang mahasiswa di Kent State University di Ohio mengatakan bahwa sulit untuk mendapatkan kafein tanpa mampir ke salah satu toko Starbucks di kampus.

Namun, dia telah memboikot perusahaan tersebut sejak bulan Oktober, ketika perusahaan tersebut menggugat Workers United. Karena dia bergabung dengan para pemboikot yang percaya bahwa Starbucks harus memberikan lebih banyak dukungan kepada masyarakat Gaza.

“Saya memahami di tingkat korporasi mengapa mereka ingin mengurangi kerusakan tersebut, namun di tingkat kemanusiaan, hal ini sangat buruk,” katanya.

“Saya pribadi mencoba mengonsumsi dan melakukan sesuatu dengan cara yang tidak mengabaikan penderitaan orang lain saat saya membeli sesuatu.”

Blake juga mengatakan dia lebih suka melihat Starbucks mengambil tindakan seperti menyerukan gencatan senjata atau mengirimkan bantuan kepada masyarakat Gaza. Dia berpendapat perusahaan harus membatalkan gugatannya.

“Semua orang membela kemanusiaan. Apa artinya itu bagimu?,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya