The Fed Pangkas Suku Bunga, Sri Mulyani: Shock Terburuk Sudah Terlewati

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut momen shock karena gejolak suku bunga telah terlewati. Sehingga, kata dia, memberikan optimisme terhadap kinerja perekonomian Indonesia pada 2024.

IHSG Dibuka Menguat Usai BI Tahan Suku Bunga Acuan 6%

Pernyataan Sri Mulyani itu juga masih berhubungan dengan keputusan The Fed menahan suku bunga acuannya (FFR) di level 5,5 persen pada Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting, yang kemudian dilanjutkan dengan potensi pemotongan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) dalam tiga kali pertemuan pada tahun 2024 mendatang

"Prediksi suku bunga tinggi itu sudah semakin pendek dan ada harapan penurunan suku bunga pada paruh kedua tahun depan. Jadi, ini memberi harapan, paling tidak muncul optimisme, karena situasi buruk akibat shock kenaikan suku bunga sudah dilewati," kata Sri Mulyani dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia, Jumat, 22 Desember 2023.

Kata Gubernur BI soal Peluang Turunkan Suku Bunga: Dulu Agak Lebar, Sekarang Terbatas

ilustrasi suku bunga

Photo :
  • Adri Prastowo

Sri Mulyani juga mengungkit soal asumsi resesi yang diramalkan terjadi di Indonesia karena pengaruh melonjaknya suku bunga The Fed.

Bank Indonesia Kembali Tahan BI Rate di Level 6 Persen

Ia tetap menyambut dengan optimistis perkembangan ekonomi pada tahun depan. Namun, Sri Mulyani yakin dan optimis ekonomi Indonesia tumbuh, namun harus dibarengi dengan kewaspadaan. "Ini muncul harapan, paling tidak perekonomian dunia terbesar bisa bertahan dengan kenaikan suku bunga yang luar biasa," tuturnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memperkirakan, suku bunga the fed atau Fed Funds Rate (FFR) akan turun sebesar 50 basis poin (bps) di semester II-2024.

Hal ini disampaikan Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Desember 2023, di Kantor Bank Indonesia, Jakarta.

“Kami memperkirakan FFR (Fed Funds Rate) turunnya masih di semester II, total 50 basis poin. Dan tentu saja kita lihat bulan-bulan selanjutnya dan kami akan update perkembangan tersebut,” ujar Perry Kamis, 21 Desember 2023.

Perry menuturkan, pasar sendiri memperkirakan bahwa penurunan suku bunga the Fed akan dilakukan lebih awal, yakni di kuartal II-2023. Pun, pasar juga melihat adanya kemungkinan suku bunga acuan the Fed turun sebesar 75 bps di 2024. Kendati demikian jelas Perry, BI menilai bahwa suku bunga the Fed akan tetap ditahan pada semester I-2023.

“Kami menangkapnya FFR sudah di peak-nya, tidak akan naik lagi dan kemungkinan semester I dipertahankan untuk ensuring AS ini soft landing,” ujarnya.

Selain itu, Perry mengatakan ekonomi AS akan tumbuh lebih kuat dibandingkan perkiraan sebelumnya pada 2023. Meskipun akan melambat di 2024.

“Kesimpulannya, kami pertahankan FFR turun semester II totally 50 basis poin. Kami akan terus meng-update apakah ada kemungkinan ini lebih awal,” jelasnya.

Ilustrasi Suku Bunga

Bagaimana Ketidakpastian Geopolitik Mempengaruhi Kebijakan Suku Bunga Indonesia? Pahami Disini!

Ketidakpastian geopolitik mempengaruhi kebijakan moneter Indonesia. Pelajari bagaimana BI menanggapi fluktuasi ekonomi global dan menjaga stabilitas rupiah.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024