Bulog Pastikan Pasokan Beras Aman hingga Juni 2024
- VIVA/Andrew Tito
Jakarta - Badan Urusan Logistik (Bulog) memastikan volume pasokan beras di tanah air aman sampai pertengahan Juni 2024.
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi membenarkan amannya pasokan beras tersebut.
"Insya Allah yakin aman sampai Juni," ujar Bayu saat diskusi bertajuk Indonesia Menuju Kedaulatan Pangan di Media Center Indonesia Maju, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 21 Desember 2023.
Bayu menjelaskan, pihaknya siap menjalankan tugas dari pemerintah untuk impor 2 juta ton beras, dan sudah banyak negara yang menawarkan beras untuk diimpor ke Indonesia.
"Bulan Oktober-November kita tuh berada dalam posisi mencari dan berharap belas kasihan (negara lain) untuk mencari beras, Hari ini, kabinet memutuskan 2 juta (ton beras), sekarang yang nawarin ke Bulog sudah lebih dari 4 juta (ton beras)," ujar Bayu.
Batu menjelaskan beberapa negara yang kini rutin menawarkan berasnya agar dibeli oleh Indonesia, yakni Thailand dan India.
"Sekarang bisa dilihat bagaimana bargaining positionnya. Jadi kalau dikerjain bener, lurus, jadi itu barang," ujar Bayu.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya telah mendapat instruksi dari Presiden Joko Widodo untuk memastikan stok pangan di Indonesia, utamanya beras.
"Beliau (Jokowi) sangat detail meminta pastikan stok, khususnya beras karena itu kami upayakakan percepat masuk (impor)," ujar Arief.
Arief menjelaskan kebijakan impor beras memang diambil pemerintah untuk memastikan ketersediaan stok beras di tanah air.
Data dari Badan Pangan Nasional, konsumsi beras di tanah air pada tahun 2023 ini lebih tinggi 420 ribu ton atau 1,39 persen dari tahun 2022, sementara berbanding dengan produksi beras di tahun ini lebih rendah 650 ribu ton atau 2,06 persen dibandingkan tahun 2022.
Arief menegaskan dalam hal ini kebijakan importasi beras hanya upaya jangka pendek pemerintah sembari membangun lumbung pangan di Indonesia.
"Tapi terus terus terang kita tidak bangga melakukan importasi, itu hanya pemenuhan kebutuhan. Ke depan kita harus produksi dalam negeri," ujarnya.