Harga Pengiriman Barang Jalur Laut ke Israel Meroket, Rantai Pasokan Tel Aviv Terancam
- thebluegrassspecial.com
Tel Aviv – Harga pengiriman barang ke Israel melalui laut meroket dalam beberapa hari terakhir karena beberapa jalur lain dikenakan biaya tambahan baru. Hal ini dapat menambah tekanan pada rantai pasokan negara tersebut di tengah perang di Gaza.
Israel, yang perekonomiannya bergantung pada perdagangan lewat laut, mengatakan pada Oktober lalu bahwa mereka akan memberikan kompensasi bagi kapal-kapal yang rusak akibat perang di wilayah Palestina. Namun, Israel belum merinci apakah mereka akan menanggung biaya pengiriman tambahan.
Militan Houthi yang didukung Iran di Yaman juga telah meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah untuk menunjukkan dukungan bagi warga Palestina, setelah dimulainya serangan militer Israel di Gaza.
Laut Merah.
- TFA Manasek
Beberapa perusahaan pelayaran telah merespons dengan mengubah rute mereka di sekitar Tanjung Harapan atau menangguhkan transit melalui Laut Merah. Serangan-serangan tersebut juga menambah tekanan pada perusahaan-perusahaan yang masih menyediakan transportasi laut ke Israel.
“Houthi telah memperluas profil target mereka yang ‘berafiliasi’ mulai dari bendera, kepemilikan, operator, dan manajemen, hingga mencakup tujuan Israel,” kata perusahaan keamanan maritim Inggris, Ambrey, dalam sebuah pernyataan, pada Senin, 18 Desember 2023.
“Mereka, dan pendukung mereka dari Iran, secara keliru menargetkan kapal-kapal yang tidak lagi berhubungan dengan Israel," tambahnya, dikutip dari The New Arab, Selasa, 19 Desember 2023.
Tarif angkutan laut ke Israel dari berbagai pelabuhan Tiongkok sementara naik menjadi lebih dari US$2.300 atau setara dengan Rp35,6 juta untuk kontainer berukuran 40 kaki, pada 12 Desember 2023. Padahal, tarif sebelumnya hanya berkisar US$1.975 atau Rp30,6 juta, pada akhir November, menurut analisis dari platform pengangkutan global Freightos.
“Untuk kapal yang menuju Israel dari Asia, rute mengelilingi Afrika jauh lebih panjang, sekitar 7.000 mil laut dan memakan waktu 10-14 hari, dibandingkan melalui Terusan Suez. Rute ini juga memerlukan biaya bahan bakar yang lebih tinggi,” kata CEO Freightos Zvi Schreiber.
“Sejak dimulainya perang, tarif angkutan laut dari Tiongkok hingga pelabuhan Israel telah meningkat sebesar 46%-58%,” kata Schreiber.
Grup pelayaran kontainer Taiwan Evergreen Line juga mengatakan bahwa mereka telah memutuskan untuk berhenti sementara menerima kargo Israel.
Pada Sabtu, 16 Desember 2023, kelompok kontainer OOCL yang berkantor pusat di Hong Kong mengatakan bahwa karena masalah operasional, mereka akan berhenti menerima kargo ke dan dari Israel sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Perusahaan lain seperti A P Moller-Maersk dari Denmark mengambil langkah senada bahwa pihaknya akan menerapkan biaya tambahan risiko darurat untuk semua kargo yang diturunkan di terminal Israel.
Perusahaan kontainer Israel, ZIM, mengatakan pihaknya telah menyaksikan peningkatan tingkat ancaman, yang mendorong biaya tambahan yang lebih tinggi pada kapal-kapalnya termasuk tarif ke pelabuhan-pelabuhan Israel dari Asia.
Sambut Kapal Kontainer Terbesar
- ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
"Tarif baru diperlukan untuk mempertahankan tingkat layanan kami saat ini dan mencerminkan langkah-langkah yang kami ambil untuk menjamin keselamatan awak, kapal, dan kargo pelanggan kami”, kata Zim dalam keterangannya.
Kapal-kapal yang masih ingin singgah di pelabuhan terbesar Israel di Ashdod di selatan dan Haifa di utara telah mematikan transponder pelacakan mereka untuk menghindari deteksi, kata sumber pelayaran.
“Operator kapal yang telah menelepon, atau berencana menelepon, pelabuhan-pelabuhan Israel harus membatasi akses informasi,” ucap asosiasi pelayaran global terkemuka.
“Informasi yang dipublikasikan dapat digunakan oleh Houthi.”
