BI Catat 2 Miliar Transaksi Pakai BI Fast Satu Tahun Terakhir, Efisienkan Biaya Transfer Rp 8 T
- istimewa
Jakarta – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung mengungkapkan, layanan transfer BI Fast telah mengefisiensikan Rp 8 triliun terhadap perekonomian RI. Nilai efisiensi itu terjadi sejak Desember 2021 hingga 2023.
Juda mengatakan, total transaksi transfer BI Fast sampai saat ini mencapai 2 miliar. Layanan transfer antar bank dari BI ini hanya dikenakan biaya sebesar Rp 2.500 per transaksi, yang bisa dilakukan selama 24 jam penuh.
"Artinya jika dahulu biaya transaksi antar bank Rp 6.500 dan dengan BI Fast Rp 2.500, maka ada efisiensi Rp 4.000. Atau kalau dikalikan 2 miliar transaksi berarti ada efiesensi Rp 8 triliun untuk perekonomian Indonesia," ujar Juda.
Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), BI Fast, dan Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP), telah menyelamatkan RI dari krisis yang menghantam beberapa waktu lalu.
Dia mencontohkan, saat adanya pandemi COVID-19 QRIS dan BI Fast memudahkan masyarakat untuk memesan makanan. Sebab, saat terjadinya COVID-19 masyarakat dibatasi untuk melakukan aktivitas di luar.
"QRIS, BI Fast ini, SNAP menyelamatkan Indonesia dari krisis. Waktu COVID waktu itu, terkurung di rumah mau beli makan, nggak bisa keluar, coba kalau nggak ada QRIS, nggak ada BI Fast, harus keluar waktu COVID," kata Perry dalam Indonesia Bersama Masyarakat (BIRAMA) di Kantor Bank Indonesia, Jakarta Kamis, 30 November 2023.
Selain itu jelas Perry, dengan adanya layanan itu juga memudahkan Pemerintah untuk menyalurkan bantuan tunai kepada masyarakat.
"Petugas pemerintah bagi-bagi uang kena COVID yang orang-orang tua yang miskin (diberikan) uang tunai, mau ke toko, kena COVID. Penjual toko kena COVID, dalam uang ada COVID. Alhamdulillah QRIS menyelamatkan Indonesia dari COVID," jelasnya.