Jokowi Bandingkan Pembangunan Jalan Tol dan Bendugan Indonesia dengan Cina-Korea
- Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden
Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pembangunan jalan tol di Indonesia masih jauh kalah dibanding dengan Tiongkok. Namun, kata dia, indeks infrastruktur saat ini mengalami peningkatan berkat kerja keras pemerintah yang terus-menerus melakukan pembangunan infrastruktur sejak 2015 hingga sekarang.
“Jalan tol, Pak Menteri PU sampaikan 2.143 kilometer. Sebuah lompatan besar untuk kita. Tapi kalau kita bandingkan dengan jalan tol yang ada di Tiongkok, kita ini total hampir 3.000 kurang dikit. 3.000 kilometer jalan tol di RRT 190 ribu kilometer,” kata Jokowi di Istana Negara pada Senin, 4 Desember 2023.
Kemudian, Jokowi mengatakan pembangunan bendungan juga Indonesia masih kalah jauh dengan Cina dan Korea. Menurut dia, bendungan di Indonesia totalnya sekitar 300 bendungan.
“Di Korea 20.000 bendungan, di RRT seinget saya 98.000 bendungan. Jadi masih jauh. Masih perlu kerja keras meskipun kita melakukan sebuah lompatan. Ada 42 bendungan yang telah selesai dan nanti mungkin ada tambahan 15 atau 17 bendungan lagi tahun 2024,” ujarnya.
Menurut IDM global competitiveness index, Jokowi menyampaikan pembangunan Indonesia peringkat 54 pada tahun 2014. Saat ini, kata dia, peringkat infrastruktur Indonesia 51. “Artinya meningkat, meskipun juga belum melompat. Kita kerja keras dalam bidang infrastruktur itu kerja keras rupanya kelihatan,” ungkapnya.
Selain itu, Jokowi mengatakan pemerintah telah membangun infrastruktur dengan merombak total area Gelora Bung Karno (GBK) Senayan karena ada event Asian Games 2018, KTT G-20 juga persiapannya banyak perbaikan pembangunan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“KTT ASEAN di Jakarta dan juga pembangunan destinasi wisata baru misalnya di Labuan Bajo, Mandalika dan tempat lainnya. Ini semua adalah hasil kerja keras semua,” kata Jokowi.
Namun demikian, Jokowi mengingatkan dalam perencanaan ini penyiapannya agar lebih komprehensif, misalnya membangun jalan jangan hanya urusan jalannya saja tapi satu paket dengan pengerjaan jalan drainase dan satu lanskap trotoar.
“Memang kadang-kadang melihat anggarannya ini hanya bisa mengerjakan saja, tapi jadi nanti jalan rusak karena drainasenya belum ada, karena belum dianggarkan. Jadi mestinya cara berfikir kita satu paket perencanaan, jalan drainase, trotoar, lanskapnya semuanya disiapkan,” pungkasnya.