Tren Usia Petani RI Makin Tua, Anak Muda Enggan Berprofesi Jadi Petani?
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tren usia petani di Tanah Air saat ini sudah makin menua. Hal itu diutarakan oleh Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam acara rilis Hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023).
Karenanya, Amalia menegaskan perlunya upaya mendorong regenerasi guna menciptakan petani-petani yang berasal dari kalangan generasi yang lebih muda.
"Tren pekerja di sektor pertanian cenderung menua, dan ini yang juga menjadi perhatian kita bersama. Karenanya, kita harus mendorong untuk bagaimana terjadi regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian tersebut," kata Amalia di acara rilis Hasil Sensus Pertanian 2023, Senin, 4 Desember 2023.
Hal itu diakui Amalia sebagai salah satu tantangan, yang harus dihadapi oleh sektor pertanian di Tanah Air. Apalagi, mengingat bahwa peran sektor pertanian sangat krusial, karena merupakan salah satu sektor utama dalam perekonomian nasional.
BPS mencatat, pada Februari 2023, sekitar 58 persen tenaga kerja pertanian telah berumur 45 tahun ke atas. Tren penuaan usia para petani tersebut berlanjut hingga akhir tahun 2023. Hasil ST2023 menemukan peningkatan proporsi pengelola Usaha Pertanian Perorangan (UTP) berumur di atas 55 tahun. Hal itu seiring penurunan proporsi petani berumur di bawah 44 tahun, dibandingkan survei pertanian pada 2013 silam.
Rinciannya, penambahan proporsi pengelola UTP untuk kelompok umur 55-64 tahun adalah 3,19 persen. Posisi itu bertambah dari 2013 yang berjumlah 20,01 persen, menjadi 23.20 persen. Penambahan proporsi juga terjadi pada kelompok umur di atas 65 tahun, yang meningkat dari 12,75 persen menjadi 16,15 persen.
Penurunan proporsi terjadi pada kelompok umur 35-44 tahun, dari yang sebelumnya mencapai 26,34 persen kemudian turun menjadi 22,08 persen. Hal serupa juga terjadi dengan pengelola UTP rentang usia 25-34 tahun, yang turun menjadi 10,34 persen. Lalu kelompok umur 15-25 tahun yang hanya 1,24 persen, dan kelompok umur 45-54 tahun yang turun menjadi 27.09 persen.
Selain faktor usia, Amalia juga menyoroti soal rendahnya produktivitas sektor pertanian domestik. Bahkan, karena produktivitas sektoralnya jauh lebih rendah dibandingkan sektor industri pengolahan, maka hal itu dinilai masih menjadi tantangan bagi sektor pertanian tersebut.
"Produktivitas sektor pertanian kira-kira hanya seperenam dari produktivitas sektor pengolahan," ujar Amalia.