Angkat Komisaris Baru Carmelita Hartoto, OASA Bidik Jadi Pemain Utama Energi Berbasis Biomassa
- Oasa
Jakarta – PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) menargetkan menjadi pemain utama dalam bisnis biomassa di dalam negeri. Hal itu dibuktikan dengan pengembangkan bisnis energi terbarukan dengan menggarap sejumlah proyek pengembangan biomassa.
Teranyar, OASA menyepakati pembangunan pabrik berbasis biomassa di Bangka dan siap beroperasi paling lambat kuartal pertama 2024. Beberapa lagi lainnya siap dioperasikan pada tahun 2025.
Direktur Utama PT Maharasaksa Biru Energi Tbk Bobby Gafur Umar mengatakan 2 pabrik berbasis biomassa dan pembangkit listrik tenaga biomassa milik perseroan di pulau Bangka, Sumatera bagian selatan akan diresmikan. Satu lagi di Air Duren, Kabupaten Bangka, saat ini telah hampir selesai dibangun.
"Sudah lebih dari 70 persen, kami harapkan paling lambat akhir Januari 2024 sudah bisa mulai produksi," kata Bobby usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) OASA di Jakarta, Kamis, 30 November 2023.
Unit PLTBm di pulau Bangka yang berlokasi di kabupaten Bangka Selatan juga sama, diharapkan mulai menghasilkan listrik pertengahan 2024.
Menurutnya, seluruh proyek energi terbarukan tersebut diharapkan dapat semakin menebalkan kocek perseroan, sekaligus membantu pemerintah dalam memacu pengembangan energi bersih, khususnya yang berbasis biomassa.
Dengan beroperasinya semua pabrik tersebut sekaligus menjadikan PT Maharaksa Biru Energi Tbk sebagai salah satu pemain utama bisnis biomassa di dalam negeri.
Lebih jauh, Bobby menjelaskan pengembangan energi bersih di pulau Bangka digarap selaras dengan pabrik biomassa berbasis limbah perkebunan, kehutanan dan pertanian.
"Pabrik ini terintegrasi dengan PLTBM atau pembangkit listrik tenaga biomassa berkapasitas 10 MW, mudah-mudahan mulai operasi sebelum pertengahan 2024 mendatang," ujarnya.
Bidik Blora dan Banten
Selanjutnya, Bobby menuturkan perseroan akan segera membangun pabrik biomassa berbasis limbah pertanian di daerah Blora (Jawa Tengah) dan Banten. Keduanya berkapasitas 5.000 ton per tahun untuk tahap pertama.
"Daerah Blora memiliki potensi limbah kehutanan dan limbah pertanian untuk produksi bio-energi," kata Bobby
Pabrik di Blora diharapkan akan menghasilkan biomassa yang nantinya akan dipasok sebagai bahan co-firing untuk PLTU Rembang, pertengahan 2024. Pabrik ini dibangun dengan investasi Rp 50 miliar.
Selain itu, dengan potensi limbah kehutanan dan limbah pertanian yang berlimpah, pabrik bio-energi di daerah ini akan menghasilkan bio-LNG (bio liquid natural gas) yang rencananya akan diekspor ke Jepang.
Pabrik ini akan mampu menghasilkan sedikitnya 5 MMCFD Bio-LNG per hari, dibangun dengan
investasi sekitar 100 juta dolar AS. "Kami dalam proses kerjasama pengembangan dengan USTDA atau US Trade Development Agency," ujar Bobby menjelaskan.
Sementara di Banten, perseroan juga telah menjalin kerjasama dengan sebuah usaha swasta di Kabupaten Lebak untuk membangun pabrik biomassa. "Pabriknya akan segera kita bangun dengan investasi Rp 50 miliar, dan produk biomassa-nya akan dipasok sebagai bahan co-firing PLTU Labuan di Banten," paparnya
Bobby berharap semua proyek yang diharapkan sudah berjalan paling lambat pertengahan
tahun 2024 tersebut, akan mampu menambah tebal kocek Perseroan. "Kami berharap, pertengahan tahun depan semuanya akan memberikan kontribusi pendapatan ke dalam kas Perseroan," ujarnya.
Seperti diketahui, per 30 September 2023 lalu, Perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 30,31 miliar, melambung jauh 3.688 persen dibanding perolehan pendapatan usaha tahun sebelumnya yang hanya Rp 808,5 juta.
Ini sekaligus menjadikan perseroan sukses membalikkan rugi menjadi laba yang meroket 102 persen.
Angkat Komisaris dan Direktur Baru
Pada RUPS Kamis, perseroan secara bulat menyetujui pengangkatan Carmelita Hartoto sebagai Komisaris Perseroan, dan Cendy Hadiputranto sebagai Direktur Perseroan yang baru. Cendy diangkat sebagai Direktur Keuangan menggantikan Avian yang wafat beberapa bulan lalu.
Selain masih menjabat sebagai CEO PT Andhika Lines, Carmelita Hartoto saat ini juga menjabat sebagai pimpinan sejumlah perusahaan. Ia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kordinator IV Bidang Peningkatan Kualitas Manusia, Ristek dan Inovasi KADIN Indonesia.
Sementara Cendy Hadiputranto sebelum diangkat menjadi Direktur Keuangan PT Maharaksa Biru Energi Tbk, pernah menjabat sebagai Managing Director PT Mitra Berlian Unggas, Chief Financial Officer PT Cashiez Worldwide Indonesia Tbk, Associate Director PT Danareksa Investment Management dan Alternative Investment di PT Mandiri Management Investasi, Direktur di PT Digital Artha Media.
Sebelumnya, ada nama selebriti Tanah Air Cinta Laura Kiehl yang tercatat sebagai komisaris sekaligus pemegang saham OASA