Transformasi Digital Dorong Pertumbuhan Ekonomi RI hingga US$146 Miliar

Direktur Bisnis Digital Telkom Fajrin Rasyid.
Sumber :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah

Jakarta - Direktur Digital Business PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, M. Fajrin Rasyid mengatakan, upaya transformasi digital yang terus digenjot di Indonesia saat ini, telah membuahkan hasil yang cukup cemerlang.

Menkomdigi Meutya Hafid: AI Buka Peluang Bagi UMKM Agar Lebih Kompetitif

Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi digital Tanah Air, yang tumbuh dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Hal itu seiring penambahan jumlah pengguna internet, yang melonjak hingga lebih dari 200 juta orang pengguna.

"Di Indonesia, jumlah pengguna internetnya sudah lebih dari 200 juta orang," kata Fajrin di acara Risk and Governance Summit 2023, yang digelar di sebuah hotel kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis, 30 November 2023.

Lindungi Keluarga, Indri Angga Prabowo: Ibu Cerdas Digital Jadi Kunci

"Sementara ekonomi digital Indonesia dalam 5 tahun terakhir, sudah tumbuh dua kali lipat. Dari US$70 miliar ke US$146 miliar," ujarnya.

Teknisi Telkom Indonesia.

Photo :
  • Dok. Telkom
Transformasi Digital Bukan Lagi Sekadar Opsi

Kemudian jika dilihat dari sisi ekonomi, PDB, dan lain sebagainya, Fajrin juga mengakui bahwa telah terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Hal itu didukung salah satunya oleh upaya-upaya yang dilakukan pemerintah, dalam menggenjot upaya-upaya transformasi digital.

"Jadi, itu (transformasi digital) adalah suatu keharusan bagi semua orang, termasuk kita sendiri (di Telkom)," kata Fajrin.

Dia menambahkan, bagi proses transformasi digital, terjadinya pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu ternyata turut mampu memberikan akselerasi. Dimana satu dari tiga pengguna digital service di Indonesia, ternyata merupakan pengguna baru yang baru menggunakan layanan digital. Baik itu e-commerce dan lain sebagainya selama masa pandemi.

Namun saat pandemi COVID-19 sudah usai, sebanyak 90 persen dari pengguna digital tadi terus menggunakan layanan digital. Walaupun masyarakat sudah mulai beraktivitas dan berbelanja secara offline, namun Fajrin meyakini bahwa masih banyak masyarakat yang menggunakan layanan digital. Misalnya untuk memesan makanan via online, baik itu Grabfood maupun Go-Food.

"Berdasarkan studi McKinsey, tantangan terbesar transformasi digital adalah soal bagaimana culture digital. Karena supaya kita bisa menuju ke perusahaan digital, inovasi, customer obsession, agility, dan lain sebagainya. Hal itu menjadi penting, karena merupakan sesuatu yang harus kita miliki bersama," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya