Nikel Jadi Komoditas Paling Dicari, Perusahaan Diminta Jangan Hanya Fokus Nambang

EV&Batery Converence 2023.
Sumber :
  • Istimewa.

Jakarta – Dunia usaha melihat peluang positif terhadap pengelolaan komoditas nikel pada perkembangan kendaraan listrik di Indonesia. Hal ini disampaikan pada acara Electronic Vehicle and Battery Conference  2023 di Jakarta.

Serangan Drone Israel Hantam Generator Listrik Lumpuhkan RS Kamal Adwan Gaza

Group CEO PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) Derian Sakmiwata menuturkan, peluang positif terhadap nikel ini dilihat dari posisi Indonesia saat ini di dunia internasional yang merupakan salah satu negara penghasil nikel terbesar. Di samping itu, nikel sangat dibutuhkan kendaraan listrik yang kini tengah berkembang di masyarakat dunia.

“Dan nikel itu merupakan salah satu bahan yang paling dicari saat ini. Nikel itu dibutuhkan untuk besi baja antikarat, dan sekarang sangat dibutuhkan untuk baterai mobil listrik,” ucap Derian dikutip dari keterangannya, Rabu, 22 November 2023.

Kejar Target Kemandirian Energi Nasional, Pemerintah Pastikan Gandeng Produsen Listrik Swasta

Aktivitas pertambangan di Maluku Utara yang melakukan ekspor bijih nikel.

Photo :
  • ANTARA Foto/Abdul Fatah

Derian menjelaskan, pihaknya sebagai pemilik tambang nikel turut mendukung dunia hilirisasi di Indonesia.  Karena, kesempatan untuk melakukan hilirisasi yang dapat dilakukan Indonesia saat ini harus dimanfaatkan dengan baik, jangan hanya fokus menambang saja.

Riset INDEF: Indonesia Punya Momentum Strategis untuk Jadi Pemain Global dalam Hilirisasi Tembaga

“Dan kita juga harus berpikir bahwa sebagai bangsa Indonesia harusnya kita bangga ya memiliki hasil kekayaan yang terbesar di dunia. Dan saya berharap banyak perusahaan-perusahaan nasional lainnya yang ikut mengembangkan. Jadi tidak harus berpikir untuk menambang tok. Tapi ya ikut mengembangkan hilirisasi ini,” ujar Derian.

Sebagai informasi, Electronic Vehicle and Battery Conference seiring dengan Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menjadi agenda tahunan bagi peserta United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).

Ilustrasi smelter nikel.

Photo :
  • Istimewa

Agenda yang biasa disebut Conference of the Parties (COP 28) ini berlangsung di Uni Emirat Arab pada November-Desember 2023. Salah satu isu yang mengemuka dalam COP 28 adalah percepatan transisi ke sumber energi bersih untuk memangkas emisi gas rumah kaca. 

Data Indonesia Electric Vehicle Outlook dari Institute for Essential Services Reform (IEVO-IESR) menunjukkan sektor transportasi merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar kedua, yakni 23 persen. Transportasi darat menyumbang 90 persen emisi pada sektor ini. 

Oleh karena itu, perlu upaya yang menyeluruh, dari hulu ke hilir dalam membangun ekosistem transportasi yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya