Rencana Investasi Diluncurkan, Erick Thohir Dorong Implementasi dan Pendanaan JETP Segera Cair
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim, Erick Thohir mengatakan, dengan telah diluncurkannya dokumen rencana investasi dan kebijakan komprehensif, atau comprehensive investment and policy plan (CIPP) dalam Just Energy Transition Partnership (JETP), maka masa perencanaan pun sudah berakhir.
Karenanya, Erick menegaskan bahwa saat ini adalah waktunya mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang telah disusun, guna mewujudkan program-program terkait kerja sama pendanaan transisi energi tersebut.
"Peluncuran dokumen CIPP menandakan masa perencanaan sudah berakhir, dan Indonesia serius melakukan implementasi," kata Erick di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa, 21 November 2023.
Dia menegaskan, saat ini semua pihak harus bergerak cepat karena tahun 2030 kurang dari 7 tahun lagi. Karenanya, Erick pun menekankan perlunya peningkatan kerja sama dan akselerasi, untuk melaksanakan proyek-proyek prioritas yang sudah disepakati bersama.
"Termasuk untuk segera dapat mewujudkan komitmen pendanaan yang sudah tercantum dalam dokumen ini," ujarnya.
Erick menegaskan, percepatan implementasi pendanaan JETP itu diperlukan, karena Indonesia sendiri sudah mengambil langkah-langkah penting dalam mendorong transisi energi. Pertama-tama, Indonesia telah mengupayakan pengembangan energi terbarukan, untuk melakukan dekarbonisasi ketenagalistrikan dan industri. Termasuk membangun rantai pasok teknologi energi terbarukan, agar industri dalam negeri dapat terbangun dengan kuat.
Kedua, Indonesia telah mendorong industrialisasi hijau, antara lain dengan membangun kawasan industri berbasis ekonomi hijau dan didukung oleh sumber energi hijau. Termasuk optimalisasi potensi mineral kritis yang dimiliki Indonesia, untuk dilakukan hilirisasi bersama-sama dengan negara sahabat. Selain itu, lanjut Erick, Indonesia sudah menggiatkan elektrifikasi sektor-sektor kunci seperti transportasi, dalam upaya menekan intensitas emisi sekaligus mewujudkan industri dan lapangan kerja baru bagi masa depan Indonesia.
"Tentunya kami berharap, JETP dapat menguatkan langkah-langkah tersebut melalui pelaksanaan proyek-proyek prioritas sebagaimana sudah tertuang di dalam dokumen CIPP ini," ujarnya.
Diketahui, dokumen CIPP ini merupakan tindak lanjut kerja sama pendanaan transisi energi, yang ditandatangani di sela-sela KTT G20 pada bulan November 2022. Kerja sama JETP terjalin antara Indonesia dengan negara-negara maju, yang tergabung dalam International Partners Group (IPG). IPG dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang, serta beranggotakan Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Norway, Prancis, dan Uni Eropa.
Komitmen pendanaan yang disepakati dalam pernyataan bersama itu awalnya senilai US$20 miliar. Namun, dengan adanya berbagai penambahan, maka kini telah mencapai US$21,6 miliar, dimana US$11,6 miliarnya bersumber dari dana publik negara-negara IPG. Sedangkan US$10 miliar akan berasal dari bank-bank internasional yang bergabung dalam Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) working group.