Neraca Pembayaran RI Kuartal III-2023 Defisit US$1,5 Miliar
- VIVA/Andry Daud
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III-2023 defisit US$1,5 miliar. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya yang sebesar US$7,4 miliar.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan bahwa kinerja NPI masih membaik di tengah meningkatnya ketidakpastian di perekonomian global. Perbaikan signifikan itu tercatat dari defisit US$1,5 miliar.
"Kondisi tersebut ditopang oleh defisit neraca transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial yang membaik," kata Erwin dalam keterangannya Selasa, 21 November 2023.
Erwin menjelaskan, dengan perkembangan tersebut maka posisi cadangan devisa pada akhir September tercatat tetap tinggi sebesar US$134,9 miliar. Jumlah itu setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Neraca transaksi berjalan membaik ditopang oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan jasa yang tetap solid," jelasnya.
Erwin mengatakan, pada kuartal III-2023 transaksi berjalan mencatat defisit US$0,9 miliar atau 0,2 persen dari PDB. Angka itu jauh menurun dibandingkan dengan defisit US$2,2 miliar pada kuartal sebelumnya.
Selain itu terang Erwin, transaksi modal dan finansial juga membaik di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. Transaksi modal dan finansial pada kuartal III-2023 mencatat defisit US$0,3 miliar, atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit US$4,8 pada kuartal sebelumnya.
"Rendahnya defisit transaksi modal dan finansial ini didukung oleh berlanjutnya investasi langsung sebagai cerminan dari tetap terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik," jelasnya.
Dengan demikian, Erwin mengatakan bahwa kinerja NPI pada kuartal III-2023 itu mampu terus menopang ketahanan eksternal Indonesia.
"Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," imbuhnya.