Bantuan Beras Diperpanjang Sampai Juni 2024, Kepala Bapanas: Tidak Ada Muatan Politis

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi.
Sumber :
  • Bapanas

Jakarta – Badan Pangan Nasional (Bapanas) membantah, isu perpanjangan bantuan pangan beras hingga Juni 2024 memiliki muatan politis. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi. 

Bursa Asia Meriah, Kebahagiaan Investor atas Data Inflasi Jepang Jadi Pendorong

Menurutnya, perpanjangan bantuan pangan itu murni bentuk perhatian Pemerintah agar dapat menjaga daya beli dan membantu masyarakat berpenghasilan rendah. Serta sebagai langkah antisipasi dampak perubahan iklim yang turut berimbas pada pergeseran panen raya padi di tahun depan. 

“Perpanjangan bantuan pangan beras sampai Juni 2024 telah melalui pertimbangan pemerintah secara mendalam. Kita pastikan penyaluran ke masyarakat selalu tepat sasaran dan tidak ada muatan politis, mengingat sudah memasuki tahun politik seperti saat ini. Masyarakat dan segenap elemen bisa mengawasi bersama,” ujar Arief dalam keterangannya, dikutip Senin, 20 November 2023.

Zulhas Tegaskan Indonesia Tak Impor Beras pada 2025, Ada Tapinya

Presiden Jokowi menyerahkan bantuan beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM)

Photo :
  • Setpres

Arief menjelaskan, panen raya yang biasanya berlangsung di Maret dan April diperkirakan akan mundur atau kemungkinan akan bergeser 1 atau 2 bulan setelahnya. 

Bulog Kini Langsung Diawasi Prabowo, Zulhas: Enggak Bisa Komersial Lagi

"Kita juga sama-sama ketahui, tahun 2024 ada Pemilu di Februari dan Idul Fitri di April, yang mana pada momentum-momentum tersebut, demand untuk beras sebagai pangan pokok mengalami peningkatan. Untuk itu, Bapak Presiden Joko Widodo meminta untuk selalu memperkuat stok CBP (Cadangan Beras Pemerintah) yang nantinya disalurkan melalui bantuan pangan beras kepada 22 juta KPM (Keluarga Penerima Manfaat) hingga Juni 2024,” terangnya.

Arief melanjutkan, penyaluran bantuan pangan beras ini berperan sebagai unsur penekan harga beras di tingkat konsumen dan menjaga inflasi nasional. Meskipun sumber CBP termasuk berasal dari pengadaan luar negeri, ia menekankan harga di tingkat petani tidak akan begitu terpengaruh.

“Dapat dilihat, selama dua kali tahap penyaluran bantuan pangan beras di tahun ini, inflasi dapat terjaga, terutama inflasi beras. Begitu pula harga beras di konsumen yang dapat ditekan agar tidak bergejolak semakin tinggi,” ujarnya. 

Adapun bantuan pangan beras tahap pertama yang disalurkan sejak April sampai Juli 2023, turut mendorong penurunan tingkat inflasi beras. Tercatat pada Februari 2023 tingkat inflasi beras secara bulanan (month to month) berada di 2,63 persen. Ini semakin menurun hingga mengalami deflasi pada Juli 2023.

Selanjutnya, pasca penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua yang dimulai kembali di September 2023, menunjukkan penurunan inflasi beras secara bulanan. Pada September 2023, inflasi beras secara bulanan tercatat ada di 5,61 persen. Sementara inflasi beras di Oktober 2023 turun menjadi 1,72 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya