Begini Dampak Insentif Pemerintah ke Pertamina Hulu Mahakam Demi Jaga Produksi Migas Lapangan Tua
- Dok. Pertamina
Jakarta – Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) melaporkan, sampai Oktober 2023 produksi minyak mencapai sebesar 26.251 barel minyak per hari (BOPD), dan produksi gas sebesar 530 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD) secara year-to-date (ytd).
General Manager PHM, Setyo Sapto Edi mengatakan, capaian produksi tersebut merupakan hasil dari upaya maksimal teknis operasi, mengingat sebagian besar dari lapangan-lapangan minyak dan gas di WK Mahakam telah mature dan masuk ke fase penurunan produksi alamiah (natural decline).
"Selama beberapa tahun terakhir, kami berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah yang tinggi dan mempertahankan tingkat produksi pada lapangan-lapangan migas yang sudah mature," kata Setyo dalam keterangannya, Rabu, 15 November 2023.
Dia menambahkan, hal ini berkat penerapan berbagai inovasi dan teknologi, guna meningkatkan recovery rate dari sumur-sumur migas yang ada.
"Selain itu, kami juga menerapkan praktik-praktik engineering terbaik dalam memelihara dan meningkatkan kehandalan fasilitas operasi dan produksi migas yang sudah berumur puluhan tahun," ujarnya.
WK Mahakam adalah blok migas terminasi yang telah berproduksi hampir 50 tahun, dengan natural declining rate yang tinggi yakni di kisaran 50 persen per tahun. Karenanya, PHM selaku Operator mendapat dukungan penuh dari SKK Migas, dalam melakukan berbagai upaya guna menahan laju penurunan produksi tersebut.
"Hal itu selain upaya untuk memperpanjang usia produksi hingga masa akhir kontrak, dengan tetap mempertahankan tingkat keekonomian, memperhatikan aspek efisiensi, dan terus memelihara aspek keselamatan," kata Setyo.
Mengingat WK Mahakam adalah blok migas yang sudah mature, pemerintah memberikan insentif kepada PHM berupa perubahan Kontrak Bagi Hasil dan keringanan pajak. Tujuannya untuk mengurangi beban biaya, agar Operator dapat memproduksi migas dengan ekonomis sampai akhir masa kontraknya.Â
Insentif hulu migas merupakan stimulus yang diberikan oleh pemerintah kepada pelaku industri hulu migas, untuk mengurangi pembiayaan/beban operasi sehingga pelaku industri dapat lebih agresif melaksanakan program kerja untuk meningkatkan produksi, serta memelihara tingkat keekonomian aset.Â
Pemberian insentif dari Pemerintah Indonesia kepada Blok Mahakam di awal tahun 2021, telah memberikan kemampuan bagi WK Mahakam untuk melanjutkan program kerja pengembangan secara lebih ekstensif.
Termasuk menjalankan program eksplorasi, yang ditujukan untuk membuka potensi prospek cadangan migas di Blok Mahakam. Hal ini tentu menjadi sangat penting untuk menjamin keberlangsungan investasi dan mendukung pencapaian target produksi migas nasional.Â
Setyo menjelaskan bahwa penerimaan insentif tentunya memberikan efek yang sangat signifikan, terhadap penerimaan negara dan pengembangan daerah.
"Bagi PHM, insentif merupakan stimulus dan perhatian khusus dari pemerintah untuk meningkatkan produksi PHM demi ketahanan energi nasional, memaksimalkan recovery cadangan dan sumber daya blok Mahakam, dengan tetap memberikan tingkat pengembalian investasi yang wajar kepada investor dan nilai bagi semua pemangku kepentingan," ujarnya.