BPS Ungkap RI Masih Impor Mesin dan Pesawat Mekanik dari Israel

Ilustrasi Ekspor-Impor
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, Indonesia masih melakukan impor dari Israel. Dalam hal ini komoditas utama impor yaitu mesin dan pesawat mekanik dengan kode HS 84.

Respons Gencatan Senjata Lebanon-Israel, Hamas: Tak Ada Perdamaian hingga Palestina Terselesaikan

"Komoditas utama impor asal Israel Ini adalah mesin dan pesawat mekanik atau HS 84. Kemudian perkakas atau perangkat potong HS 82, dan juga mesin dan peralatan listrik atau HS 85," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers Rabu, 15 November 2023.

Selain melakukan impor, Indonesia juga tercatat mengekspor beberapa komoditas ke Israel. Salah satunya adalah lemak dan minyak hewan nabati.

Lebanon-Israel Sepakat Akhiri Konflik, Komisi Eropa Sebut berkat "Berkurangnya Pengaruh Hizbullah"

Ilustrasi ekspor impor.

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Ilustrasi ekspor impor.

Photo :
PM Lebanon Sambut Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel, Bagaimana Sikap Hizbullah?
"Komoditas utama yang diekspor ke Israel ini adalah lemak dan minyak hewan nabati yaitu HS 15. Kemudian ada alas kaki HS 64, dan juga mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya HS 85," terangnya.

Sebagaimana diketahui, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel ke Palestina.

Ketua MUI bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menyebut fatwa itu adalah bentuk komitmen mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina, dan juga perlawanan terhadap agresi Israel serta upaya pemusnahan kemanusiaan.

Ekspor-Impor.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Mendukung pihak yang diketahui mendukung agresi Israel, baik langsung maupun tidak langsung, seperti dengan membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel hukumnya haram," kata Niam menyampaikan isi fatwa MUI di Jakarta, Jumat, 10 November 2023.

MUI juga mengimbau umat Islam di Tanah Air untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi ataupun menggunakan produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel serta yang mendukung penjajahan.

"Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina saat ini hukumnya wajib. Maka kita tidak boleh mendukung pihak yang memerangi Palestina, termasuk penggunaan produk yang hasilnya secara nyata menyokong tindakan pembunuhan warga Palestina." kata Niam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya