Teken Perjanjian, Pertamina-Chevron Kaji Kelayakan Pemanfaatan Karbon di Kaltim
- Dok. Pertamina
Jakarta - PT Pertamina (Persero) dan Chevron melaksanakan penandatanganan Joint Study Agreement untuk mengkaji kelayakan pengembangan Carbon Capture Storage atau Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS) di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim).
"Pertamina dan Chevron bersepakat untuk saling berbagi informasi wilayah-wilayah dan potensi pengembangan CCS/CCUS, yang memuat informasi meliputi data geologi, geofisika, peta-peta, model-model dan interpretasi, catatan-catatan, ringkasan dan informasi komersial," kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam keterangannya, Selasa, 14 November 2023.
Dia menambahkan, kesepakatan ini diwujudkan melalui penandatanganan tiga Confidentiality Agreement Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS), antara anak usaha sektor hulu Pertamina dengan pihak Chevron. Yakni antara PT Pertamina Hulu Mahakam, PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga, dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur dengan Chevron Energy International Pte. Ltd.
Perjanjian ini merupakan tindak lanjut dari Joint Study Agreement (JSA) antara PT Pertamina (Persero) dengan Chevron Energy International Pte. Ltd, yang telah berlangsung sejak 6 Maret 2023 lalu. Bahkan, proses penjajakan dan kolaborasi kedua pihak juga sudah dimulai sejak tahun 2022 silam.
Nicke menegaskan, Pertamina akan terus berkomitmen penuh dalam mengembangkan bisnis rendah karbon, melalui proyek CCS/CCUS. Langkah ini menjadi salah satu kunci untuk mempercepat dekabonisasi, sekaligus merupakan upaya Pertamina untuk beradaptasi menyambut transisi energi.
"Proyek CCS/CCUS sangat strategis karena potensi penyimpanan karbon Indonesia besar. Menjadikan Indonesia sangat potensial untuk menjadi pusat CCS atau pusat penangkap dan penyimpan karbon di Asia Tenggara," ujar Nicke.
Menurutnya, saat ini upaya pemanfaatan karbon juga relevan dengan pemanfaatan minyak dan gas bumi (migas), yang tetap dibutuhkan hingga nol emisi karbon atau net-zero emission (NZE) pada tahun 2060 mendatang.
"Penggunaan energi fosil di Indonesia masih dominan, artinya kita masih menghasilkan emisi yang besar. Oleh karena itu, penting untuk serius pada teknologi CCS/CCUS," ujarnya.
Sebagai informasi, saat ini Pertamina telah berkolaborasi dengan Chevron dalam pengembangan proyek CCS Hub di Kalimantan Timur, yang mengintegrasikan area penghasil emisi di Klaster Industri Balikpapan dan Bontang.
Penandatanganan Joint Study Agreement itu sendiri dilakukan oleh John Anis, selaku Direktur PT Pertamina Hulu Mahakam, PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga, dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur, serta Jason Ashurst selaku Authorized Representative Chevron New Energies dan Mirza Mahendra selaku Direktur Teknik dan Lingkungan Migas pada Senin, 13 November 2023 di Washington, D.C.