Fatwa MUI Haramkan Beli Produk Pro Israel Bikin Investor Pasar Modal Khawatir
- Pixabay.
Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) merilis Fatwa MUI Nomor 28 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina, yang mengharamkan dan meminta umat muslim untuk tidak membeli produk-produk dari produsen yang mendukung agresi Israel ke Palestina.
Ketua MUI bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh menegaskan, fatwa itu sebagai komitmen MUI dan umat muslim Indonesia untuk mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina. Namun, MUI sendiri tak menjelaskan daftar produk apa saja yang ditengarai mendukung agresi Israel terhadap Palestina tersebut.
Namun, apabila melihat daftar produk pro Israel yang dirilis oleh Gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS), mereka pun memasukkan Unilever sebagai salah satu perusahaan yang diserukan untuk diboikot. Hal itu karena Unilever dinilai memiliki sejarah yang cukup panjang, dalam mendukung agresi Israel ke Palestina.
Namun, bagaimana dampak dari aksi boikot yang dilakukan terhadap produk-produk Unilever terhadap kinerja saham UNVR milik PT Unilever Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia?
Pantauan VIVA Bisnis di RTI pukul 12.07 WIB, pada penutupan sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa, 14 November 2023, saham UNVR memerah anjlok 50 poin atau 1,42 persen di level 3.480.
Saat dikonfirmasi kepada Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, Dia mengatakan bahwa penurunan saham UNVR itu merupakan sebuah hal yang wajar.
Karena bagi para perusahaan dan pelaku pasar modal lainnya, fatwa haram MUI semacam itu memang akan sangat berdampak dan memberikan sentimen yang langsung bagi kinerja saham-saham yang dimaksud.
"MUI itu adalah perkumpulan organisasi yang terdiri dari beberapa ormas Islam. Ada NU, Muhammadiyah, LDII, Persis, dan lain sebagainya. Sehingga ketika MUI mengeluarkan fatwa, maka itu pasti akan direspons oleh pasar," kata Ibrahim saat dihubungi VIVA, Selasa, 14 November 2023.
Dia mengatakan, mungkin MUI adalah satu-satunya organisasi ormas Islam di dunia, yang terang-terangan mengeluarkan fatwa haram membeli produk-produk pro Israel seperti itu. Sehingga, Ibrahim mengatakan bahwa ada kekhawatiran bagi para pelaku pasar terhadap kinerja saham-saham di pasar modal, apabila sampai terkena dampak dari fatwa MUI tersebut.
"Jadi jangan heran kalau sekarang banyak perusahaan-perusahaan yang listing di bursa (BEI), mereka justru mempromosikan diri di televisi. Agar jangan sampai produk mereka terkena imbas dari isu boikot produk pro Israel tersebut," kata Ibrahim.
"Karena hal ini akan membuat para investor itu taking profit, atau menarik sahamnya dari emiten tersebut. Ini yang ditakutkan oleh pasar dari fatwa MUI itu," ujarnya.
Sebagai informasi, pada penutupan sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa, 14 November 2023, saham UNVR memerah anjlok 50 poin atau 1,42 persen di level 3.480. Sejak awal dibuka, saham UNVR sempat sentuh level Rp3.510 per saham.
Sebanyak 9,03 juta saham telah ditransaksikan, dengan nilai transaksi sebesar Rp 31,5 miliar dengan frekuensi sebesar 2.787 kali. Pada perdagangan Senin, 13 November 2023 kemarin, saham UNVR turun 1,67 persen ke level Rp3.530, dan hampir menyamai penurunan selama satu pekan terakhir yakni sebesar 1,96 persen.