Sektor Perbankan RI Ditegaskan Solid, Bos OJK Beberkan Buktinya

ilustrasi suku bunga bank
Sumber :

Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar memastikan, di tengah ketidakpastian global saat ini, sektor perbankan nasional masih mampu tumbuh tangguh dengan permodalan yang tinggi dan kinerja intermediasi yang positif.

Ketua OJK Ungkap Strategi Sektor Jasa Keuangan Dukung Wujudkan Indonesia Emas 2045

Hal itu antara lain dapat dilihat dari rasio kecukupan modal perbankan yang mencapai 277,41 persen, serta pertumbuhan kredit secara tahunan yang menyentuh angka 8,96 persen.

"Sampai September 2023, kredit tumbuh 8,96 persen secara year-on-year (yoy), menjadi Rp 6.837,3 triliun," kata Mahendra dalam konferensi pers KSSK di Gedung BI, Jakarta, Jumat, 3 November 2023.

Digital Trust Global Alami Tren Penurunan, Begini Strategi OJK Jaga Optimisme di RI

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Keuangan Indonesia (OJK), Mahendra Siregar.

Photo :
  • Press Release

Dia menambahkan, pertumbuhan kredit tertinggi dikontribusikan dari sektor kredit investasi, yang tumbuh sebesar 11,19 persen. Hal itu juga ditambah dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 6,54 persen menjadi Rp 8.147,17 triliun, dengan kontribusi terbesar dari giro yang tumbuh sebesar 9,84 persen.

OJK Sebut Ada 7 Juta Data Milik Ratusan Instansi RI Bocor di Dark Web

"Likuiditas perbankan per September 2023 tercatat memadai, sementara risiko kredit juga masih terjaga dengan baik," ujar Mahendra.

Selain itu, Mahendra juga menyampaikan mengenai rasio alat likuid (AL) terhadap Non Core Deposit (NCD) sebesar 115,7 persen, AL/DPK sebesar 25,83 persen, rasio Non Performing Loan (NPL) nett sebesar 0,77 persen, dan NPL gross sebesar 2,43 persen.

Pertumbuhan sektor riil juga dilaporkan telah mendorong kredit restrukturisasi per September 2023, yang tumbuh sebesar 9,17 persen menjadi Rp 319,98 triliun. Dengan total nasabah menjadi 1,32 juta nasabah.

Ketua DK OJK, Mahendra Siregar.

Photo :
  • Anisa Aulia/VIVA.

Karenanya, Mahendra pun menegaskan bahwa sektor perbankan nasional telah menunjukkan resiliensinya, dengan permodalan yang tinggi dan kinerja intermediasi yang positif serta permodalan perbankan solid. Fungsi intermediasi pun dipastikan berjalan dengan baik, dalam upaya menopang perekonomian baik dari pembiayaan dan penghimpunan dana.

"Di tengah tingkat suku bunga AS yang tinggi dan keyakinan akan berlangsung lebih lama dari prakiraan semula (higher for longer), industri perbankan Indonesia tetap solid dan resilien. Ditopang tingkat permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang tinggi sebesar 27,41 persen, atau jauh di atas rata-rata CAR negara lain yang berada di bawah 20 persen," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya