Beras Jadi Penyumbang Inflasi RI Selama 3 Bulan Beruntun
- VIVA/Anisa Aulia
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, beras menjadi biang kerok penyumbang inflasi selama tiga bulan terakhir atau sejak Agustus hingga Oktober 2023. Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini.
Pudji menjelaskan, pada Oktober 2023 inflasi beras sebesar 1,72 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,06 persen.
"Beras merupakan komoditas penyumbang andil inflasi terbesar selama 3 bulan beruntun sejak Agustus hingga Oktober 2023 ini," kata Pudji dalam konferensi pers Rabu, 1 November 2023.
Pudji menjelaskan, berdasarkan wilayah sebarannya, inflasi beras ini tersebar di 87 kota Indeks Harga Konsumen (IHK). Namun, terdapat dua kota yang mengalami deflasi, dan satu kota lainnya stabil.
"Secara kumulatif selama tahun 2023, beras juga menyumbang andil inflasi terbesar yaitu sebesar 0,49 persen," ujarnya.
Pudji melanjutkan, harga gabah di tingkat petani pada Oktober 2023 meningkat 5,16 persen secara bulanan untuk Gabah Kering Panen (GKP). Sedangkan secara tahunan GKP sebesar 27,95 persen. Selain itu, jelas Pudji Gabah Kering Giling (GKG) naik 4,29 persen secara bulanan, dan naik 29,24 persen secara tahunan.
"Harga beras di penggilingan pada Oktober 2023 meningkat 3,31 persen, secara mtm (month to month) dan meningkat 29,24 persen secara year on year," jelasnya.
Sedangkan di tingkat grosir, harga beras naik 2,31 persen secara bulanan dan 22,64 persen secara tahunan. Sementara harga beras di tingkat eceran juga naik.
"Harga beras eceran pada Oktober 2023 juga meningkat sebesar 1,72 persen secara mtm dan sebesar 19,12 persen secara yoy. Dengan demikian, secara bulanan dan tahunan kenaikan harga beras tertinggi terjadi di tingkat penggilingan," ujarnya.