Suku Bunga Acuan BI Naik, Begini Respons Bank Mandiri
- Bank Mandiri
Jakarta – Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi merespons kenaikan suku bunga Bank Indonesia yang saat ini di angka 6 persen. Menurut Darmawan, kebijakan itu merupakan langkah pre-emptive untuk mengantisipasi fluktuasi kebijakan Bank Sentral Amerika atau The Fed.
Bank Indonesia diketahui telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen. Kenaikan itu juga diikuti oleh suku bunga deposit facility naik 25 bps menjadi 5,25 persen, dan lending facility 25 bps menjadi 6,75 persen.
"Karena kita mengetahui dari 5,75 persen ditingkatkan 6 persen, sehingga ini memperlebar interest rate differential antara Fed Fund Rate dengan BI7DRR," kata Darmawan dalam konferensi pers Senin, 30 Oktober 2023.
Kendati demikian, Bank Mandiri memproyeksi bahwa ekonomi Indonesia masih memiliki ruang pertumbuhan yang terbuka. Hal itu juga akan mendorong pertumbuhan bisnis.
"Mengingat secara umum perbankan berpotensi memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung rencana ekspansi bisnis dalam bentuk kredit," jelasnya.
Darmawan melanjutkan, dengan sudah dinaikkan suku bunga acuan itu, pihaknya memproyeksi bahwa tingkat suku bunga itu akan tetap terjaga hingga akhir 2023.
"Kami memproyeksikan tingkat suku bunga bank Indonesia akan tetap terjaga di level yang sama hingga akhir tahun 2023," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Bank Indonesia memutuskan, menaikkan suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps). Sehingga suku bunga BI menjadi 6 persen pada Oktober 2023.
Adapun suku bunga BI tercatat mengalami kenaikan pada 19 Januari 2023. Sedangkan penahanan suku bunga mulai dilakukan BI pada 16 Februari 2023 hingga 21 September 2023.
"RDG BI pada tanggal 18-19 Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen," kata Perry dalam konferensi pers di kantornya Kamis, 19 Oktober 2023.