Dukung Target Produksi 1 Juta Barel, PHR Pakai Artificial Intelligence dan Virtual Reality

Wilayah Kerja (WK) Migas Rokan.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya.

Pekanbaru – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menggenjot upaya inovasi digital dengan memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI). Hal itu dilakukan dalam mendukung upaya memenuhi target produksi hulu migas RI 1 juta barel minyak per hari (BOPD) di tahun 2030,

Genjot Efisiensi dan Pertumbuhan Bisnis, Bank Jago Gandeng Google Cloud Manfaatkan AI

"Dengan bantuan teknologi AI, baik dari sisi teknis maupun IT, kami berupaya memberikan hasil terbaik guna memenuhi target produksi migas nasional," kata Corporate Secretary PHR, Rudi Arrifianto, di Pekanbaru, Riau, Kamis, 26 Oktober 2023.

Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Rokan, Rudi Arrifianto.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya.
Jangan Takut sama AI

Senada, Manager Information Management and Data Analytics PHR, Ananta Bodhitama memaparkan, alasan PHR menggunakan teknologi AI tersebut di antaranya karena adanya peningkatan aktivitas rig (pengeboran dan well service). Di mana, secara langsung hal itu akan berdampak pada risiko keselamatan pekerja.

"Sehingga diperlukan pengawasan yang memadai, untuk memastikan aspek keselamatan kerja dapat diikuti dengan baik," kata Ananta.

Ibas Yudhoyono Bicara Potensi AI Bantu Anak Muda Capai Generasi Emas 2045

Selain teknologi AI, Ananta mengatakan bahwa PHR juga menggunakan teknologi virtual reality (VR), untuk peningkatan performa dan pembelajaran keselamatan kerja. "Kenapa kami menggunakan VR? karena kami lihat VR ini memiliki potensi terutama dalam pelatihan keselamatan kerja," ujarnya.

Selain itu, penggunaan VR menurutnya juga berkaitan dengan adanya potensi bahaya keselamatan kerja, salah satunya dari kegiatan operasi pengangkatan (lifting operation). Dengan cukup banyaknya case-case yang berhubungan dengan potensi bahaya di aspek operasional, maka pemanfaatan VR ini menjadi sangat penting.

"Karena kalau di kami kan cukup banyak mengangkat pipa. Itu bahayanya cukup banyak di sana. Kemudian kami dihadapkan dengan tantangan pengeboran. Jumlah pengeboran kami bicara ratusan pengeboran setahun, itu cukup banyak. Sehingga otomatis operasi liftingnya juga jadi banyak," kata Ananta.

Dengan adanya ratusan pengeboran tersebut, maka secara otomatis PHR membutuhkan puluhan ribu pekerja baru yang juga harus dilatih supaya mereka bisa bekerja dengan selamat dalam melakukan pengeboran. Karenanya, Ananta memastikan bahwa penggunaan VR itu sangat diperlukan, untuk melatih para pekerja baru tanpa harus datang langsung ke lokasi pengeboran.

"Katakanlah dari puluhan ribu pegawai itu, belum tentu mereka sudah melihat rig. Mungkin ada beberapa yang sama sekali belum tahu kayak apa yang namanya rig atau operasi migas," kata Ananta.

"Maka dengan adanya VR, harapannya teman-teman itu bisa minimal tahu dulu dan aware kayak apa situasinya, kayak apa yang namanya pipa atau segala macam. Itu minimal bisa dilihat tanpa perlu teman-teman datang ke lapangan. Karena ke lapangan itu, selain panas, jauh, tentu di sana juga perlu persyaratan-persyaratan, tidak semua orang bisa datang ke rig," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya