Sri Mulyani Ungkap RI Sudah Tarik Utang Baru Rp 198,9 Triliun hingga September 2023
- Tv Parlemen
Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sudah menarik utang baru sebesar Rp 198,9 triliun hingga September 2023. Penarikan utang ini baru terealisasi 28,6 persen dari target yang sebesar Rp 696,3 triliun.
Sri Mulyani mengatakan, realisasi tersebut turun 58,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
“Dibandingkan tahun lalu, kita mengalami penurunan yang sangat tajam dari pembiayaan utang. Tahun lalu sampai September itu kita pembiayaan utanganya mencaapai Rp 480 triliun, jadi ini turun drop 58,6 persen,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA dikutip Kamis, 26 Oktober 2023.
Dia menjelaskan, realisasi pembiayaan utang hingga September 2023 ini, jauh lebih rendah dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 yang sebesar Rp 696,3 triliun.
“Sampai dengan September, realisasinya sebetulnya masih sangat kecil. Pembiayaan utang kita sebesar Rp 198,9 triliun. Ini artinya kita baru merealisir 28,6 persen dari alokasi pembiayaan utang yang ada dalam UU APBN,” jelasnya.
Bila dirinci, penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) hingga September 2023 mencapai Rp 181,4 triliun atau baru terealisasi 25,4 persen dari target di UU APBN 2023. Realisasi ini tercatat mengalami penurunan sebesar 61,5 persen dari realisasi periode yang sama pada 2022 yang sebesar Rp 470,9 triliun.
Adapun realisasi penarikan pinjaman, baik bilateral maupun multilateral sebesar Rp 17,4 triliun. Angka itu naik 83,1 persen secara tahunan dari Rp 9,5 triliun pada September 2022.
Bendahara Negara ini melanjutkan, untuk defisit APBN 2023 diperkirakan akan mencapai 2,3 persen, atau lebih rendah dari perkiraan awal 2,84 persen. Hal itu karena penerimaan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang lebih tinggi.
"Realisasi defisit 2023 sudah kami laporkan dalam laporan semester di DPR dan kabinet, waktu itu kami perkirakan defisit APBN akan mencapai 2,3 persen terhadap PDB ini jauh lebih kecil dari target defisit APBN sebesar 2,84 persen," imbuhnya.