Mulai Dibangun, Proyek Bendungan Karangnongko Ditargetkan Rampung Akhir 2026
- Dokumentasi Kementerian PUPR.
Jakarta – PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) memulai pembangunan Bendungan Karangnongko yang terletak di Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah pada Kamis kemarin.
Groundbreaking dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Direktur Utama Waskita karya Mursyid bersama Direktur Operasi II Dhetik Ariyanto dan pihak terkait lainnya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan, bendungan ini sudah lama dicita-citakan untuk membangun. Yang, memanfaatkan teknologi long storage sepanjang sungai Bengawan Solo.
“Ini harus ditampung kalau tidak kita akan semakin sulit untuk mendapatkan air. Semua ini kami lakukan dengan niat baik dan semua pekerjaan dapat lancar berjalan,” tutur saat sambutan di acara kunjungan kerja dan doa bersama Bendungan Karangnongko dikutip dari keterangannya, Jumat, 20 Oktober 2023.
Dia menjabarkan, secara teknis, Bendungan Karangnongko memiliki luas genangan 1.026,55 hektare dan kapasitas tampungan efektif sebesar 59,1 juta m3. Selain itu, dapat memberikan manfaat berupa suplai air daerah irigasi Karangnongko kiri 1.746 ha sebesar 2,85 m3/dt, suplai air daerah irigasi Karangnongko Kanan 5.203 ha sebesar 7,90 m3/dt, penyediaan air baku untuk Kabupaten Blora, Bojonegoro, Ngawi, dan Tuban sebesar 1,15 m3/dt, serta Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Selain dapat menjadi pemasok air, Bendungan Karangnongko dapat mendukung pertanian masyarakat sekitar. “Semoga Bendungan Karangnongko ini dapat menjadi konektivitas pengembangan industri agro bisnis bagi para petani daerah sekitar. Sekali lagi terima kasih kepada Menteri PUPR bisa mengupayakan pembangunan ini,” kata Pratikno.
Sementara itu, Direktur Utama Waskita Karya Mursyid menyampaikan harapan yang sama bahwa pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan tidak mengalami hambatan yang serius.
“Dengan dimulainya pekerjaan proyek Bendungan Karangnongko, harapannya Waskita dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan menjaga kualitas dengan baik. Selain itu, diharapkan bendungan dapat memasok air baku dan dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar,” ucapnya.
Dia menjabarkan, untuk menunjang pekerjaan proyek dapat berjalan dengan lancar, tim proyek melakukan implementasi Building Information Modeling (BIM) 7D dalam pekerjaan proyek Bendungan Karangnongko.
“BIM ini mampu membuat pekerjaan menjadi sangat efisien sehingga pekerjaan proyek bisa selesai lebih cepat, hemat dan pastinya dengan hasil kualitas yang baik,” ujar Mursyid.
Selain memanfaatkan teknologi BIM, Waskita juga memberdayakan lebih dari 70 persen pekerja lokal pada proyek ini. Perseroan ingin menunjukkan adanya kolaborasi yang baik antara tim proyek dengan masyarakat sekitar.
“Selain itu dengan pengalaman yang Waskita miliki, Perseroan berkomitmen memberikan kontribusi maksimal dari sisi kualitas dan implementasi HSE (Health, Safety, Environment) yang tinggi. Sebagai informasi, proyek pekerjaan Bendungan Karangnongko Paket 2 ini dilakukan dengan cara joint operation dengan PT Bangkit Berkah Perkasa dan PT Kelman Infra Pratama,” tambahnya.
Pembangunan yang didanai menggunakan dana APBN ini akan dikerjakan dalam 1.218 hari dan ditargetkan selesai pada akhir 2026. Selain itu, Waskita berkomitmen menjamin kualitas konstruksi proyek Bendungan ini dan menjadikan bendungan sebagai fungsinya yaitu dapat memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat Indonesia, mulai dari penyedia air baku sebagai air minum, irigasi, pembangkit listrik, pengendali banjir serta pengembangan sektor pariwisata.
“Saat ini, Perseroan fokus untuk selalu mengutamakan aspek-aspek tata kelola yang baik, terutama dalam hal transparansi, lean construction serta efisiensi dan efektivitas dalam menjalankan proses bisnis. Kami berkomitmen proyek ini bisa memenuhi seluruh keinginan dari stakeholder untuk mewujudkan seluruh target yang diinginkan,” tutup Mursyid.