PHE Dorong Masyarakat Ambil Bagian Dalam Upaya Transisi Energi, Begini Caranya
- Pertamina
Jakarta – Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki program khusus yang mengajak masyarakat ambil bagian langsung dalam menekan emisi karbon. Strateginya antara lain melalui pemanfaatan potensi energi di wilayah sekitarnya, sekaligus memberikan manfaat dari sisi ekonomi bagi wilayah tersebut.
Sekretaris Perusahaan PHE, Arya Dwi Paramita menjelaskan, pihaknya telah memiliki strategi inisiatif dalam upaya menuju karbon nol atau (Net-Zero Emission/NZE), yakni transisi gas, dekarbonisasi, serta peluang penggunaan Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Storage and Utilization (CCUS).
Namun, Arya mengakui ada satu inisiatif tambahan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat, yaitu Desa Energi Berdikari (DEB).
"Pendekatan Desa Energi Berdikari di sini, kita memberikan awareness bahwa di sekitar mereka ada sumber energi tebarukan yang bisa manfaatkan," kata Arya dalam webinar DETalk bertema Climate Change Mitigation : Collaborative Strategies for Greener Energy Industry dikutip Kamis, 19 Oktober 2023.
Dari awareness itu Arya berharap warga masyarakat bisa memanfaatkannya. Di mana, manfaat itu sendiri tidak hanya dari sisi mendapatkan energi dengan mudah semata. "Tapi juga dampak ekonominya," ujar Arya.
Sejauh ini, Arya menjelaskan bahwa ada 14 lokasi energi surya, yang menghasilkan tenaga listrik sekitar 75,05 kWp dengan pengurangan emisi setara 109.962 ton CO2 per tahun. Serta, dampak efisiensi ekonominya pun diperkirakan mencapai Rp 139 juta per tahun.
Kemudian, ada tiga lokasi DEB yang mengembangkan biogas dan gas metana, dengan total gas yang dihasilkan sebesar 793.795 M3 per tahun. Sementara untuk estimasi pengurangan emisinya yakni 335.580 ton CO2 per tahun, dengan total estimasi efisensi mencapai Rp 589 juta per tahun.
Selain itu, lanjut Arya, ada juga satu lokasi hybrid yang memanfaatkan energi solar dan angin, dengan energi yang dihasilkan masing-masing sekitar 0,5 kWp dan estimasi pengurangan emisinya 7,7 ton CO2. Ditambah lagi dengan estimasi efisiensi ekonominya, yang mencapai sebesar Rp 7,7 juta per tahun.
Serta, terdapat pula dua lokasi pemanfaatan bioethanol. Produksi bioetanol sendiri mencapai sebesar 3.766,5 liter per tahun, dengan total estimasi pengurangan emisi sebesar 7.525 ton CO2 per tahun dan efisiensi sebesar Rp18,06 juta per tahun.
"Program-program tersebut disertifikasi, sehingga para local hero bisa sustain untuk berkembang. Program ini potensial economic savings-nya mencapai Rp 757 juta per tahun, dengan potensi reduksi emisi 343.219 ton setara CO2 sampai dengan September 2023," ujarnya.