Rupiah Terancam Tembus Rp 16.000 per Dolar AS, BI Lakukan Ini

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama para Deputi Gubernur.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

Jakarta – Bank Indonesia (BI) merespons isu pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS. Bahkan, mata uang rupiah pada perdagangan siang hari ini tercatat tembus Rp 15.852 atau melemah 0,78 persen. Sejumlah pengamat pun memperkirakan rupiah menuju Rp 16.000 per dolar AS.

Bank Indonesia Catat Uang Beredar di Oktober 2024 Capai Rp 9.078,6 Triliun

Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan, menguatnya dolar AS menyebabkan tekanan pelemahan berbagai mata uang negara lain, termasuk nilai tukar rupiah.

"Dibandingkan akhir tahun 2022, indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) pada 18 Oktober 2023 tercatat tinggi di level 106,21 atau menguat 2,60 persen (ytd)," kata Perry dalam konferensi pers di kantornya, Kamis, 19 Oktober 2023.

Dibuka Menguat, Rupiah Berpotensi Melemah Imbas Ketegangan Rusia-Ukraina

Ilustrasi rupiah dan dolar AS.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Perry mengatakan, kuatnya dolar AS itu memberikan tekanan depresiasi mata uang hampir seluruh mata uang dunia, seperti Yen Jepang, Dolar Australia, dan Euro yang melemah masing-masing 12,44 persen, 6,61 persen dan 1,40 persen year to date (ytd).

BI Governor: Rupiah Weakens by 0.84 Percent in November 2024

Kemudian juga depresiasi mata uang kawasan, seperti  Ringgit Malaysia, Baht Thailand, dan Peso Filipina masing-masing 7,23 persen, 4,64 persen dan 1,73 persen ytd.

"Dalam periode yang sama, dengan langkah-langkah stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terdepresiasi 1,03 ytd relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara di kawasan dan global tersebut," jelasnya.

Untuk ke depan, jelas dia, Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Hal itu agar sejalan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian imported inflation.

Di samping intervensi di pasar valuta asing, terangnya, Bank Indonesia mempercepat upaya pendalaman pasar uang rupiah dan pasar valuta asing. Itu termasuk optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan penerbitan instrumen-instrumen lain untuk meningkatkan mekanisme pasar baik dalam meningkatkan manajemen likuiditas institusi keuangan domestik dan menarik masuknya aliran portofolio asing dari luar negeri.

"Koordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha terus ditingkatkan dan diperluas untuk implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya