Ekonom Proyeksi BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Kamis hari ini. Pengumuman itu salah satunya terkait kebijakan suku bunga acuan BI-7 Days Revers Repo Rate, yang saat ini masih ada di angka 5,75 persen.

Asosiasi Pedagang Kelontong Tolak Rancangan Permenkes Soal Kemasan Rokok Polos

Ekonom makro ekonomi dan pasar keuangan di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI, Teuku Riefky memperkirakan, BI akan kembali mempertahankan suku bunga acuannya pada rapat bulan ini. 

"Kami melihat bahwa Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga kebijakannya pada tingkat 5,75 persen sambil terus menjalankan kebijakan makroprudensial untuk menstabilkan tekanan jangka pendek pada tingkat harga dan nilai tukar," kata Riefky dalam laporan yang diterima VIVA, pada Kamis, 19 Oktober 2023. 

Kemendag Rilis Aturan Baru soal Perdagangan Antarpulau, Pelaku Usaha Diwajibkan Lakukan Ini

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Gubernur.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Riefky menilai, penahanan suku bunga itu perlu dilakukan karena mempertimbangkan beberapa hal. Salah satunya kebutuhan untuk menjaga selisih suku bunga acuan dengan the Fed. 

BI Reports Limited Residential Property Price Growth in Q3 2024

Dijelaskan dia, ada juga beberapa indikator ekonomi yang jadi kunci Indonesia tercatat menunjukkan tren yang positif dan memperlihatkan ketahanan domestik negara ini di tengah ketidakpastian eksternal. Dalam hal ini, neraca perdagangan September 2023 tercatat surplus sebesar US$3,42 miliar. 

"Data surplus perdagangan terbaru telah memberikan dukungan kepada perekonomian untuk menahan depresiasi rupiah," jelasnya. 

Pun, Riefky melanjutkan, angka inflasi juga menunjukkan tren yang semakin positif. Hal itu guna mengurangi kebutuhan mendesak untuk pengetatan lebih lanjut. Tercatat inflasi RI pada September 2023 sebesar 2,28 persen secara tahunan (year on year/ yoy),

"Namun demikian, penting untuk diperhatikan bahwa tekanan pada rupiah akan berlanjut untuk beberapa waktu ke depan, yang kemungkinan akan menimbulkan tantangan bagi bank sentral dalam beberapa bulan mendatang," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya