Potensi Kerja Sama RI-China US$29 Miliar, Erick Thohir: US$13,7 Miliar Sudah Agreement

Menteri BUMN yang juga Menko Marves Ad Interim, Erick Thohir di China
Sumber :
  • Dok. BUMN

Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga tengah merangkap sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim, Erick Thohir mengatakan, Forum Bisnis Indonesia-China memiliki potensi kerja sama hingga mencapai US$29 miliar.

117.860 UMKM Sudah Masuk Ekosistem Digital PaDi UMKM, Transaksi Capai Rp 7 Triliun

Hal itu diutarakan Erick Thohir, dalam rangka mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke China guna menghadiri Forum Bisnis Indonesia-China.

Dia menjelaskan, dari potensi kerja sama hingga mencapai US$29 miliar tersebut, sebesar US$13,7 miliar bahkan sudah termasuk ke dalam sejumlah perjanjian yang telah disepakati oleh para pihak swasta dan BUMN dari kedua negara.

Bantu Pemerintah Capai NZE pada 2060, Telkom Indonesia Lakukan Ini

"Kalau saya lihat tadi ini kerja samanya luar biasa. Tadi disebutkan angkanya US$13,7 miliar, yang dimana itu yang sudah agreement. Tapi potensinya itu masih ada lagi US$29 miliar," kata Erick sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 17 Oktober 2023.

Jokowi Beserta Jajarannya Bertemu Xi Jinping di Beijing

Photo :
  • Istimewa
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Garuda Muda Siap Beraksi!

Dia menegaskan, dengan komitmen-komitemen tersebut, hubungan swasta-swasta, BUMN-swasta, dan BUMN-BUMN, baik yang ada di Indonesia maupun China, sebenarnya juga masih bisa terus ditingkatkan.

"Karena memang kita ingin menjadi negara industri yang juga menjadi bagian supply chain daripada dunia," ujarnya.

Erick mengatakan, Presiden Jokowi sangat ingin sumber daya alam Indonesia itu tidak lagi diekspor secara mentah, melainkan harus benar-benar dihilirisasi di Indonesia. Karenanya, secara total ada 31 kerja sama yang telah ditandatangani di dalam forum tersebut.

Dimana, sembilan di antaranya dilakukan oleh BUMN Indonesia, antara lain yakni IBC Indonesia Battery Corporation bersama CATL, dalam upaya membangun industri baterai listrik.

Selain itu, ada PLN yang bekerja sama dengan perusahaan listrik China, untuk membangun listrik berbasis energi hijau. Serta kemungkinan dilakukannya kerja sama dengan PLN Indonesia, untuk membangun PLTA.

"Hal-hal ini yang saya rasa sangat optimis dan ini sangat positif, serta menjadi bagian bahwa kita harus terus mendorong pengembangan industrialisasi di Indonesia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya