Defisit APBD Rp 1,5 Triliun Bikin Sulsel Bangkrut? Kemenkeu Buka Suara

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan, Luky Alfirman.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin menyatakan, kondisi keuangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) sudah bangkrut akibat adanya defisit anggaran hingga mencapai angka Rp 1,5 triliun. Dia mengaku akan bekerja keras menuntaskan defisit anggaran tersebut, dengan menekan anggaran belanja tiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Sulsel hingga akhir tahun 2023 guna melakukan penghematan.

PPN Naik Jadi 12 Persen, Ketua Aprindo Minta Sri Mulyani Tinjau Ulang

Merespons itu, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan, Luky Alfirman mengatakan, permalasahan itu sebenarnya dapat dilihat dari alur pemanfaatan anggaran dari APBD itu sendiri.

"APBD itu kan punya sisi penerimaan, itu ada dari transfer pemerintah pusat, dia punya PAD-nya. Lalu ada dari sisi belanjanya, penerimaan itu dipakai buat apa, ada belanjanya. Ada surplus apa defisit, lihat sisanya," kata Luky dalam Media Briefing Transfer ke Daerah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 16 Oktober 2023.

Impor Susu Bebas Pajak, Kemenkeu Beri Penjelasan

Saat ditanya perihal risiko keuangan yang defisit, Luky mengatakan bahwa hal itu sebenarnya juga telah diatur dalam aspek pembiayaan, sebagaimana yang dilakukan pula oleh pemerintah pusat.

"Kan defisit itu ada pembiayaannya, sama kaya pemerintah pusat, APBN itu ada defisitnya, dan kita cari pembiayaannya. Jadi sama di pemerintah juga ada defisit," kata Luky.

Kemenkeu Bakal Tambah Direktorat Baru Buat Gali Potensi PNBP

"Pembiayaannya dari mana? Ada yang dari namanya SILPA (sisa lebih pembiayaan anggaran) tahun sebelumnya. Jadi utamanya dari SILPA itu," ujarnya.

Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin

Photo :
  • VIVA/Supriadi Maud

Diketahui, sebelumnya Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin sempat menyebut bahwa kebangkrutan Sulsel akibat defisit Rp 1,5 triliun itu, terjadi karena utang dan perencanaan yang keliru peninggalan Andi Sudirman Sulaiman sewaktu menjabat sebagai gubernur.

Dia bahkan menganalogikan Pemprov Sulsel sebagai kapal yang sudah lama tenggelam, sebelum dinakhodai dirinya. Karenanya, Bahtiar mengaku akan melakukan penghematan dengan menekan anggaran belanja tiap OPD Pemprov Sulsel, hingga akhir tahun ini.

"Hari ini saya harus terbuka ke semua yang terhormat, semua pimpinan dan anggota DPRD yang ada. Kita defisit Rp 1,5 triliun, Sulsel ini bangkrut," ujar Bahtiar.

Di sisi lain, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo menilai, penggunaan kata bangkrut kurang tepat. Dia berpendapat, masalah yang dialami Pemprov Sulsel bukan lah kebangkrutan, melainkan kesulitan likuiditas akibat pengelolaan utang jangka pendek yang kurang dilakukan dengan hati-hati.

"Penggunaan istilah 'bangkrut' sejatinya kurang tepat untuk memaknai ketidakmampuan Pemprov Sulsel dalam melunasi utang jangka pendek/panjang di tahun ini. Yang dialami Pemprov bukanlah kebangkrutan, melainkan kesulitan likuiditas akibat dari pengelolaan utang jangka pendek yang kurang prudent," kata Prastowo dalam keterangannya, Senin, 16 Oktober 2023.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya