Konflik Israel vs Hamas Memanas, Begini Dampaknya ke Perusahaan Sektor Pertahanan

Konflik Israel-Palestina
Sumber :
  • (Foto AP/Fatima Shbair, File)

Jakarta – Maraknya konflik berskala global dari Perang Rusia-Ukraina hingga ekskalasi Hamas-Israel yang kembali memanas belakangan ini, diakui memiliki dampak bagi saham-saham perusahaan di sektor pertahanan di luar negeri.

Israel Serang hingga Lumpuhkan RS Kamal Adwan di Gaza, Begini Reaksi Hamas

Hal itu dibenarkan oleh Direktur Utama Holding BUMN Industri Pertahanan atau Defend ID, Bobby Rasyidin, yang menyebut bahwa hal tersebut merupakan akibat dari banyaknya permintaan yang masuk.

"Konflik seperti ini kan tidak terjadi hanya kemarin saja. Ketika Rusia melakukan invasi ke Ukraina, itu hampir semua saham dari industri pertahanan itu terbang," kata Bobby di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa, 10 Oktober 2023.

Langgar Gencatan Senjata, Israel Serang Rumah-rumah di Lebanon Tewaskan Puluhan Orang

MoU holding BUMN industri pertahanan atau Defend ID.

Photo :
  • istimewa

Dengan tingginya permintaan, maka hal itu pun jelas berdampak pada daftar tunggu yang memanjang. "Karena apa (saham industri pertahanan terbang)? Ya karena backlog-nya itu jadi panjang," ujarnya.

Kepala UNRWA Terang-terangan Katakan Israel Melanggar Semua Aturan Perang di Gaza

Bobby mencontohkan, hal serupa pernah terjadi pada salah satu pabrikan pesawat yang cukup tersohor di industri pertahanan dunia, yakni Lockheed Martin. Mereka diketahui kerap kebanjiran pesanan imbas sejumlah konflik geopolitik global, sehingga order produksi pesawat yang biasanya rampung dalam kurun waktu 2 tahun kini semakin memanjang.

"Misalnya Lockheed Martin. Yang tadinya backlog bikin pesawat cuma 2 tahun, sekarang kalau enggak salah 7 atau 8 tahun. Jadi kalau order hari ini, baru 8 tahun lagi pesawatnya jadi," kata Bobby.

Defend ID Tidak Dapat Dampak Positif

Meski demikian, lanjut Bobby, Defend ID tidak mendapatkan dampak positif apapun dari adanya rentetan sejumlah konflik global, dan pengaruhnya terhadap lonjakan saham-saham produsen senjata tersebut.

Sebab, industri pertahanan Indonesia sangat berhati-hati dalam mengekspor produksi senjatanya. Di mana, salah satu prosedurnya pun harus melalui izin dari Negara, yang dalam hal ini digawangi oleh Kementerian Pertahanan.

"Untuk kita mengekspor ini, harus ada tanda tangan dari Kementerian Pertahanan. Kalau enggak ada izin, kita enggak boleh ekspor," ujar Bobby.

"Makanya, alhamdulillah buah dari konflik-konflik ini enggak ada yang mampir ke industri pertahanan kita. Jadi enggak ada ekspor, dan kita tidak terpengaruh sama sekali," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya