Harga Beras Mahal, Mendagri Sebut Masyarakat Bisa Konsumsi Talas hingga Sorgum

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian
Sumber :
  • istimewa

Jakarta – Menteri Dalam Negeri atau Mendagri Tito Karnavian meminta masyarakat untuk mengonsumsi makanan non beras seperti jagung, talas, hingga sorgum. Sebab, hingga saat ini harga beras terpantau masih mengalami kenaikan, yang salah satunya dipicu oleh El Nino. 

Kementerian Ekraf dan Kemendagri Bentuk Tim Kecil untuk Kembangkan Ekonomi Kreatif di Daerah

Tito mengatakan, Pemerintah dalam upayanya meredam harga beras telah melakukan berbagai hal salah satunya dengan melakukan impor beras. Namun, masyarakat juga diminta untuk melakukan diversifikasi pangan. 

"Tolong ditekankan betul diversifikasi pangan, jadi tidak hanya mengandalkan beras sebagai makanan pokok. Tapi juga karbo-karbo yang lain," kata Tito di Kementerian Keuangan dikutip Rabu, 4 Oktober 2023.

Pungutan BPHTB dan PGN Dibebaskan untuk Bangun Hunian MBR, Menteri Ara Apresiasi Pemda Sudah Ikhlas

Presiden Jokowi tinjau stok cadangan beras pemerintah di gudang Bulog, Bogor

Photo :
  • Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden

Tito mengatakan, makanan pokok pengganti nasi dinilai melimpah di RI. Beberapa makanan non beras itu di antaranya sagu, jagung, talas, hingga ubi jalar.

Mulai 2025, PPN Naik 12 Persen: Ini Barang dan Jasa yang Naik dan Dikecualikan

"Ada papeda sagu, jagung, talas, ubi jalar, sorgum, ada sukun, banyak sekali yang bisa menjadi bahan pokok, dan itu sehat. Kita tau beberapa jenis beras menggandung gula, enggak bagus bisa menjadi sumber penyakit diabetes mellitus, gula," jelasnya.

Tito berpendapat, masyarakat kota sendiri saat ini juga sudah mulai beralih mengonsumsi makanan non beras seperti ketela.

Penjual sagu di Kendari

Photo :
  • Antara/ Zabur Karuru

"Sementara seperti ketela, ini orang-orang kota malah sudah mulai beralih ke makanan non beras. Kenapa kita tidak menggenjot kampanye agar masyarakat tidak bergatung kepada beras, bisa menyehatkan untuk makanan-makanan non beras. Kedua mengurangi beban kita untuk mengadakan beras," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, beras menjadi biang kerok inflasi pada September 2023 yang sebesar 0,19 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Bahkan, inflasi beras pada September 2023 ini menjadi yang tertinggi sejak Februari 2018.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, pada September 2023 terjadi inflasi beras sebesar 5,61 persen, dengan andil inflasi bulanan sebesar 0,18 persen.

Tanaman Sorgum di NTT

Photo :

"Inflasi beras bulan September 2023 secara mtm merupakan yang tertinggi sejak Februari 2018," kata Amalia dalam konferensi pers di kantornya Senin, 2 Oktober 2023.

Amalia menjelaskan, inflasi beras itu disebabkan oleh kenaikan harga beras akibat dari El Nino. Sebab adanya fenomena itu, berdampak kepada penurunan produksi beras.

Singkong atau umbi kayu

Photo :
  • Pixabay/ Brett_Hondow

"Kenaikan harga beras ini tentunya disebabkan berkurangnya pasokan akibat kemarau berkepanjangan, dan juga penurunan produksi karena efek El Nino," jelasnya.

Amalia menuturkan, kenaikan harga beras yang cukup tajam itu terjadi sentra produksi pada nasional. Itu di antaranya di wilayah Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Ilustrasi Musim Hujan

6 Cara Menjaga Kesehatan Tubuh di Musim Hujan, Dijamin Mudah Dilakukan

Musim hujan sering kali membawa berbagai tantangan bagi kesehatan. Cuaca yang dingin dan lembap dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti flu, batuk, dan demam.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024