Bursa CPO Bukan Solusi Atasi Permasalahan RI, Begini Penjelasannya
- Anisa Aulia/VIVA.
Jakarta – Pemerintah berencana meluncurkan Bursa Crude Palm Oil (CPO) pada Oktober 2023. Dengan bursa karbon nantinya akan membentuk harga acuan CPO yang transparan, akuntabel, dan real time, serta akan mendorong pendapatan negara melalui pajak.
Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menilai, adanya bursa CPO sebenarnya bukan merupakan solusi yang tepat atas permasalahan yang ada. Salah satu permasalahannya ada pada industri sawit, yakni terkait hilirisasi.
"Bursa CPO sebenanrya bukan solusi atas permasalahan di Indonesia. Permasalahan kita kan bukan terkait ada tidaknya bursa CPO. Selama ini enggak jadi masalah kan," kata Piter di Pasar Minggu, Jakarta, Senin, 2 September 2023.
Piter pun menyarankan Pemerintah agar lebih berhati-hati sebelum melangkah terlalu jauh. Sebab setiap regulasi baru akan berdampak luas ke ekosistem industri sawit, terutama bagi para petani sawit dan perusahaan.
“Intinya, jangan sampai peraturan baru malah membebani kalangan pelaku usaha, baik untuk korporasi besar maupun para petani. Kelapa sawit adalah komoditas unggulan nasional dan karena itu perlu didukung oleh kebijakan yang kondusif bagi iklim usaha,” jelasnya.
Piter menuturkan, ketika pemerintah merancang konsep pembentukan bursa CPO agar Indonesia menjadi penentu harga CPO dunia, Segara mengambil inisiatif untuk mengingatkan pemerintah agar lebih berhati hati dalam melangkah meski punya itikad baik.
“Para perancang kebijakan juga pasti mengerti bahwa pembentukan bursa CPO tidak serta merta menempatkan kita sebagai penentu harga, menggantikan bursa Rotterdam atau Malaysia. Butuh waktu yang sangat panjang dan paling penting mendapatkan pengakuan dari pelaku pasar. Kredibilitas di market akan terbangun jika bursa CPO ini tidak mendistorsi praktik bisnis yang wajar atau melakukan intervensi pasar secara berlebihan,” jelasnya.
Menurutnya, industri sawit telah berkembang dan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Hilirisasi yang saat ini dicanangkan sebagai salah satu motor pendorong pencapaian Indonesia emas tahun 2045 sesungguhnya telah berjalan cukup lama.