Jokowi Ungkap Kenaikan Harga Pangan Mulai Pengaruhi Sarapan Anak Sekolah di Negara Maju

Presiden Jokowi Hadiri Rakernas PDI-P
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

JakartaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan anak-anak di negara maju sudah mulai tidak sarapan pagi ketika mau berangkat sekolah. Menurut dia, kenaikan harga pangan memang benar-benar nyata dan dirasakan semua negara maju di dunia.

Ridwan Kamil soal Video Dukungan dari Jokowi: Konkret ya, Jelas Mendukung Saya

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat menghadiri rapat kerja nasional (Rakernas) IV Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan di Ji-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Jumat, 29 September 2023.

“Saya membaca sebuah berita, di satu negara maju Eropa, anak-anak sekolah banyak yang sudah tidak sarapan pagi, yang biasanya sarapan pagi sekarang ini sudah tidak sarapan pagi karena kekurangan bahan pangan, karena mahalnya bahan pangan,” kata Jokowi.

Keberhasilan Kunjungan Luar Negeri Presiden Prabowo Subianto Tingkatkan Kerja Sama Bilateral dan Kebanggaan Nasional

Presiden RI Jokowi saat Rakernas PDIP di Jiexpo, Kemayoran.

Photo :
  • YouTube PDIP

Maka itu, Jokowi sepakat dengan yang disampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri soal gandum. Memang, kata dia, Indonesia masih melakukan impor gandum yang sebagian besarnya dari Ukraina dan Rusia sebagai produsen terbesar dunia.

Cerita Kapolri Ingat Pujian Atraksi Pasukan Brimob dari Jokowi dan Prabowo

Menurut Jokowi, situasi geopolitik menjadi salah satu ancaman yang dihadapi hampir semua negara dunia. Bahkan, kata dia, perang antara Ukraina dengan Rusia sangat berpengaruh kepada pasokan pangan.

“Berkaitan dengan geopolitik dunia, berpengaruh pada pasokan pangan,” ujarnya.

Ia menyebut Perang Ukraina dengan Rusia memang terlihat jauh dari Indonesia, tapi ternyata dampaknya sangat terasa.

“Perang Ukraina, kelihatannya perangnya disana jauh dari kita. Tapi ternyata, gandum yang tadi disampaikan Ibu Megawati, gandum kita impor itu 11 juta ton dan hampir 30 persen dari Ukraina dan Rusia. Karena disana memang produsen gandum terbesar dunia,” ungkapnya.

Jokowi mengaku sempat bertemu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy yang menyampaikan ada stok 77 juta ton berhenti di Ukraina karena perang. Begitu juga ketika Jokowi bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin yang bercerita bahwa ada 130 juta ton gandum di Rusia berhenti tidak bisa ekspor karena keamanan laut.

“Artinya, total dari 2 negara itu yang tidak bisa keluar gandumnya 207 juta ton. Sehingga, yang adalah di Afrika, di Asia maupun di Eropa sendiri kekurangan pangan itu betul-betul nyata dan terjadi. Harga yang naik secara drastis,” sebutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya