KTT AIS 2023: Presiden-Presiden Dunia Siap Bahas Isu-isu Penting
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arcipelagic and Island States (AIS) 2023 yang rencananya dihelat di Bandung, Bali, Indonesia pada 11 Oktober 2023. Luhut menilai penyelenggaraan kali ini adalah yang spesial.
Sebab, jika tahun-tahun sebelumnya penyelenggaraan KTT AIS hanya dihadiri oleh level menteri, maka KTT AIS 2023 akan menjadi ajang pertama dari forum tersebut yang bakal dihadiri oleh level Kepala Negara atau Presiden.
Luhut berharap kerja sama atau kesepakatan yang dibentuk para negara anggota di KTT AIS 2023 ini bisa menjadi hal yang konkret atau nyata bagi aspek kemaritiman negara-negara kepulauan.
"Kami tidak mau bicara soal triliunan dolar sebagaimana yang kerap dibicarakan di forum-forum internasional. Kita sih enggak usah sebesar itu lah, yang kecil-kecil saja. US$10 juta, US$20 juta, atau US$50 juta, tapi konkret kepada masalahnya," kata Luhut dalam telekonferensi pers di FMB9, Senin, 25 September 2023.
Dia menjelaskan, masalah-masalah yang harus ditangani secara konkret dari kesepakatan atau kerja sama dalam KTT AIS 2023 itu seperti soal sampah laut, coral reef, replanting mangrove, dan hal-hal serupa lainnya. "Nah, itu kan hal-hal yang bagus ya, yang konkret. Kemudian ada juga soal-soal perikanan yang kita coba sharing kepada mereka," ujarnya.
Terlebih, lanjut Luhut, Presiden Jokowi juga berharap bahwa KTT AIS 2023 ini akan menghasilkan berbagai macam hal realistis, yang bisa dilakukan bagi aspek kemaritiman para negara kepulauan tersebut. "Presiden Jokowi juga orangnya kan pragmatik. Dia bilang sama saya bahwa dia ingin yang konkret-konkret saja. Nah, itu yang kita tularkan," kata Luhut.
Luhut menjelaskan, hal itu dibuktikan oleh Presiden Jokowi saat menjalin kerja sama dengan sejumlah negara Afrika, seperti misalnya dengan Kenya dalam hal oil refinery. Kemudian ada pula kerja sama dengan Mozambik atau South Africa, di mana semuanya merupakan proyek-proyek yang konkret dan nyata manfaatnya.
Untuk itu, di KTT AIS 2023 ini, Luhut menegaskan bahwa pemerintah Indonesia ingin menularkan lesson and learn kepada negara-negara peserta yang umumnya merupakan negara-negara berkembang.
"Jadi share pengalaman kita kepada mereka, itu adalah tujuan utama kita. Prime Minister Papua Nugini mengatakan bahwa dia ingin hadir di KTT AIS 2023, karena banyak sekali kerja sama yang bisa dilakukan. Lalu negara dari kepulauan-kepulauan Pasifik seperti Fiji dan Madagaskar, nanti mereka perlu apa, kita bisa bantu," kata Luhut.
"Tapi ada juga negara-negara besarnya yang kita undang, seperti misalnya Inggris, Jepang, Singapura, yang kita ajak untuk memberikan bantuan dan solusi terkait aspek kemaritiman bagi negara-negara kepulauan tersebut," ujarnya.