3 Aspek Penting yang Bakal Pengaruhi Masa Depan Ekonomi di Asia Tenggara
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta – Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawan menegaskan tiga aspek penting yang dapat memengaruhi masa depan ekonomi dan politik di Asia Tenggara. Yaitu, penanaman modal asing langsung (FDI), produktivitas marjinal, dan kepemimpinan.
Hal itu disampaikan Gita dalam podcast Endgame berjudul ‘Money Matterse’ dikutip Minggu 17 September 2023. Gita menekankan pentingnya stabilitas politik dan keamanan sebagai dasar utama untuk membangun perekonomian suatu negara.
Menggunakan data korban jiwa akibat perang dan kekerasan, dia menunjukkan bahwa Asia Tenggara memiliki tingkat fatalitas yang jauh lebih rendah daripada Eropa selama 1500 tahun terakhir.
“Hal ini menandakan pondasi yang kuat untuk stabilitas politik dan keamanan di kawasan tersebut, yang dapat mendukung perkembangan ekonomi di masa depan,” ujar Gita
Selanjutnya, Gita Wirjawan membahas pentingnya penanaman modal asing (FDI) sebagai indikator keberhasilan ekonomi negara liberal demokrasi. FDI per kapita di negara-negara ASEAN varian, dengan Singapura menjadi yang paling sukses dalam menarik investasi asing. Kunci untuk menarik modal asing adalah kepastian hukum, yang memberikan kejelasan dalam bisnis dan perhitungan.
“FDI adalah salah satu faktor penting dalam memperkuat sistem liberal demokrasi di Asia Tenggara jika didukung oleh upaya penegakkan hukum, transparansi, peningkatan izin usaha, dan stabilitas politik,” tambahnya.
Kemudian, Gita Wirjawan menggarisbawahi pentingnya produktivitas marjinal dalam bersaing secara global. Produktivitas yang tinggi diperlukan agar negara dapat bersaing di pasar global. Dia menyoroti peran sains dan teknologi dalam meningkatkan produktivitas, serta pentingnya pendidikan dalam bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Technology) untuk mendukung pengembangan teknologi.
"Pentingnya produktivitas marjinal dalam bersaing secara global karena produktivitas yang tinggi diperlukan agar negara dapat bersaing di pasar global,” ungkap Gita.
Selain itu, Gita Wirjawan juga menyoroti dua isu fundamental di Asia Tenggara: bahasa dan ketimpangan uang beredar. Kurangnya kemampuan berbahasa asing dan mengartikulasikan ide dan gagasan menjadi tantangan utama dalam berhubungan dengan masyarakat global. Di sisi lain, ketimpangan uang beredar antara negara maju dan negara berkembang dapat diatasi melalui berhutang, perdagangan, dan pencetakan uang, dengan syarat utama tidak ada korupsi.