42 Persen Guru Terjebak Pinjol, OJK Tasikmalaya: Faktor Gaya Hidup hingga Ketidakjelasan Penghasilan
- tvOne/Denden Ahdani
Tasikmalaya – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya mencatat, saat ini sudah ada 5.000 Pinjaman Online (Pinjol) ilegal yang berhasil dihentikan operasionalnya. Meski demikian, masih banyak masyarakat yang menjadi korban lilitan utang pinjol karena kemudahan dalam mengaksesnya.Â
OJK Tasikmalaya diketahui membawahi wilayah kerja Priangan Timur dari mulai Kabupaten Garut, hingga Kabupaten Pangandaran. Masyarakat yang mayoritas menjadi korban pinjol ilegal adalah kalangan guru dan ibu rumah tangga. Saat ini, guru yang terjebak pinjol sudah mencapai 42 persen.
Menurut Plt Kepala OJK Tasikmalaya, Misyar Bonowisanto, guru yang notabene kaum terpelajar masih terjerumus ke dalam lingkaran pinjol ilegal diduga akibat minimnya literasi keuangan. Faktor yang membuat para guru masuk ke dalam praktik pinjol ilegal, salah satunya lingkungan dan gaya hidup yang tinggi. Maka dari itu, pelarian ke pinjol yang aksesnya sangat cepat menjadi pilihan mereka.
"Keberadaan Pinjol ilegal masih menjadi ancaman serius. Ironisnya, temuan di lapangan bahwa banyak guru atau pengajar dan kaum ibu rumah yang menjadi korban Pinjol ilegal," kata Misyar, Kamis, 7 September 2023.
"Meski mereka memiliki pengetahuan tinggi, tetapi tetap terjebak dalam pinjol ilegal karena gaya hidup konsumtif dan kecepatan proses mendapatkan pinjaman uang," sambungnya.
Misyar mengimbau masyarakat agar lebih cerdas dan teliti sebelum mengakses pinjol. Apalagi, pinjol ilegal yang tak terdaftar di OJK dan bunganya "mencekik" nasabah serta kerap meneror jika telat membayar tunggakan.
"Kami imbau bagi masyarakat untuk lebih teliti saat menggunakan layanan pinjaman online. Yang terpenting, pastikan bahwa layanan pinjol tersebut terdaftar di OJK. Agar, tak terjebak ke pinjol ilegal yang selalu meneror dan sudah banyak korbannya," ucap Misyar.Â
Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun OJK Tasikmalaya bahwa mayoritas korban pinjol di Jawa Barat adalah guru, yang jumlahnya mencapai 42 persen. Selain gaya hidup, faktor guru terjerumus ke dalam pinjol adalah ketidakjelasan penghasilan seperti guru honorer.Â
Laporan: tvOne/Denden Ahdani - Tasikmalaya