Rusia dan Arab Tahan Produksi Minyak Mentah, Sri Mulyani Ubah Asumsi ICP RAPBN 2024

Sri Mulyani Rapat Kerja Dengan Komisi III DPR RI
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, harga minyak dunia kini tengah mengalami kenaikan akibat dari keputusan Arab Saudi dan Rusia untuk menahan jumlah produksinya. Hal itu meneybabkan, Pemerintah mengubah asumsi Indonesian Crude Price (ICP) dalam RAPBN pada 2024.

Ada Lubang Besar di Ekor Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh di Kazakhstan, Bekas Ditembak?

Sri Mulyani mengatakan, asumsi dasar dibentuk berdasarkan penyesuaian dan perkembangan dari perekonomian. Di mana pada harga minyak di beberapa minggu terakhir mengalami pergerakan yang cukup cepat.

"Harga minyak yang pada minggu terakhir ini bergerak cukup cepat. Kalau kita lihat keputusan Saudi dan Rusia menahan jumlah produksi juga telah menimbulkan kenaikan dari harga minyak," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Banggar Kamis, 7 September 2023.

Letkol Salim, Komandan Marinir Rusia Tewas Dihantam Roket Buatan Amerika

Sri Mulyani Rapat Kerja Dengan Komisi III DPR RI

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Selain itu jelas dia, perubahan asumsi ICP pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 juga mempertimbangkan prospek perekonomian global, terutama Amerika Serikat dan RRT.

Suplai Pasukan dan Senjata ke Rusia, Korut Terima Cuan Rp97 Triliun

Sri Mulyani menerangkan, saat ini lifting minyak tercatat naik sebesar 635 ribu per barel. Dalam hal ini harga minyak melonjak mencapai US$90 per barel.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati.

Photo :
  • Anisa Aulia/VIVA.

Dengan demikian jelas dia, untuk asumsi makro APBN 2024 pertumbuhan ekonomi dipatok sebesar 5,2 persen, inflasi tetap sebesar 2,8 persen. Kemudian suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun sebesar 6,7 persen, dan nilai tukar rupiah sebesar Rp 15.000.

"Dan yang berubah dalam hal ini ICP naik US$80 per barel ke US$82 per barel. Seperti kami sampaikan tadi pada beberapa minggu terakhir harga minyak melonjak bahkan sekarang naik di atas atau sekitar US$90 per barel," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya