Luhut Bicara soal Rencana Pertalite Dihapus Tahun Depan

Menko Marives Luhut Binsar Pandjaitan.
Sumber :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengonfirmasi bahwa saat ini pemerintah memang tengah membahas rencana penghapusan BBM jenis Pertalite. Pertamina sebelumnya menyampaikan rencana mengganti Pertalite dengan Pertamax Green 92. 

Aksi Brutal! Pemobil Pukul Petugas SPBU Perkara Salah Sebut Nominal

Luhut mengakui, rencana tersebut juga terkait dengan masalah polusi udara di Indonesia, yang sejak beberapa waktu terakhir telah menjadi perhatian pemerintah untuk segera dicarikan solusinya.

"Sekarang lagi dihitung. Ini kan terkait masalah polusi juga. Jadi kita mau etanol berapa persen, supaya oktannya, supaya sulfurnya kurang," kata Luhut di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu, 6 September 2023.

Beda Pernyataan Luhut dan Kemenkeu soal PPN Naik Jadi 12% di 2025, Tunda Atau Lanjut?

Nozzle Pertamax Green 95 di SPBU.

Photo :
  • Dok. Pertamina Patra Niaga.

Dia mengatakan, wacana penghapusan Pertalite ini menurut pemerintah memang berkaitan erat dengan emisi karbon, yang dihasilkan dari penggunaan kendaraan bermotor di sektor transportasi. Upaya perbaikan kualitas bahan bakar pun menjadi salah satu fokus pemerintah guna mengatasi masalah polusi udara di Tanah Air yang disebut-sebut sudah semakin parah.

Amanah UU, Kemenkeu Pastikan Kenaikan PPN 12 Persen Tetap Berlaku 2025

"Hasil pengetesan di lapangan, sekarang 37 persen sepeda motor itu tidak lulus uji emisi. Jadi sekarang kita mau perbaiki dulu bahan bakarnya," ujar Luhut.

Dia mengakui, sampai saat ini pemerintah belum memiliki data lengkap terkait masalah polusi udara, yang dibutuhkan untuk menjadi dasar bagi upaya-upaya mengatasinya.

Oleh karena itu, Luhut menyebut bahwa studi mengenai hal tersebut akan dirampungkan oleh pemerintah dalam beberapa minggu ke depan. Sehingga, target-target dalam upaya mengatasi polusi udara di Indonesia pun bisa segera ditetapkan oleh pemerintah.

"Yang kita lakukan ini baru feeling, belum data yang lengkap. Kita akan buat studi detail mengenai ini. Jadi saya pikir setelah studi ini selesai dalam minggu-minggu ini, kita akan punya target yang lebih bagus," kata Luhut.

"Ini sekaligus seperti yang Presiden Jokowi minta, supaya kita benahi semua. Ini kan kerjaan (yang membutuhkan waktu) lama," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya