OJK Kasih Bukti Perbankan RI 'Kebal' Dampak Pelemahan Ekonomi China

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae (Kanan)
Sumber :
  • Raden Jihad Akbar/VIVA.

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa sektor perbankan Indonesia masih tangguh, serta tidak terpengaruh oleh dampak pelemahan ekonomi yang terjadi baik di China maupun Eropa.

Tak Banyak Pemainnya, Chery J6 Laku Keras di GJAW 2024

Hal itu antara lain dibuktikan dengan pertumbuhan kredit pada Juli 2023, sebesar 8,54 persen year on year (yoy) sehingga menjadi Rp6,68 triliun. Di mana, pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit investasi sebesar 11,15 persen (yoy). Jika dibandingkan Juni 2023, pertumbuhan kredit mencapai sekitar 7,76 persen.

"Di tengah volatilitas pasar keuangan serta perekonomian Eropa dan Tiongkok yang cenderung melemah, sektor perbankan Indonesia tetap '’resilient' dengan fungsi intermediasi yang terjaga dan permodalan yang kuat," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam telekonferensi, Selasa, 5 September 2023.

OJK Klaim Aset Kripto Berpotensi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Begini Penjelasannya

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae.

Photo :
  • istimewa

Dari sisi jenis kepemilikan, Dian menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit bank BUMN tumbuh menjadi yang tertinggi yakni sebesar 9,81 persen (yoy). Sementara pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Juli 2023 menjadi 6,62 persen (yoy), dari sebelumnya 5,79 (yoy).

Siap-siap! Bunga Pinjol Legal Bakal Turun Jadi 0,2% di 2025, Ini yang Perlu Diperhatikan!

"Atau menjadi Rp 8.064 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada giro sebesar 10,92 persen (yoy)," ujar Dian.

Dia menambahkan, OJK akan terus mendorong kinerja intermediasi, dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas. Di mana, pada Juli 2023 likuiditas industri perbankan berada dalam level yang memadai, dengan rasio likuiditas yang terjaga.

Tercatat, Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) turun menjadi 118,37 persen, dari Mei 2023 yang sebesar 119 persen. Kemudian Alat Likuid Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) juga turun 26,57 persen, dari Mei 2023 yang sebesar 26,73 persen.

ilustrasi suku bunga bank

Photo :

Dia memastikan, kualitas kredit juga masih terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) net sebesar 0,80 persen, dibandingkan bulan Juni 2023 yang sebesar 0,77 persen. Sementara, NPL gross yakni sebesar 2,51 persen, dibandingkan Juni 2023 yang sebesar 2,44 persen.

"Pemulihan berkelanjutan di sektor riil mendorong penurunan kredit dari restrukturisasi COVID-19 sebesar Rp 21,91 triliun menjadi Rp339,13 triliun, dibandingkan Juni 2023 yang sebesar Rp 361,04 triliun. Ditambah dengan jumlah nasabah yang juga turun 90 ribu menjadi 1,48 juta nasabah, dari sebelumnya 1,57 juta nasabah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya