PT Timah Cetak Laba Rp 16,2 Miliar di Kuartal II-2023
- VIVA/Andry Daud
Jakarta – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan bagian dari Holding Pertambangan MIND ID, yakni PT Timah Tbk (TINS), berhasil mencetak laba tahun berjalan sebesar Rp 16,2 miliar serta pendapatan Rp 4,57 triliun pada kuartal II-2023.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah, Fina Eliani mengatakan, capaian positif itu berhasil diraih pihaknya, di tengah situasi dimana sebagian harga logam mengalami penurunan pada akhir semester I-2023.
Hal itu disebabkan permintaan global yang lemah dan peningkatan persediaan logam timah di gudang LME, yang mengakibatkan harga logam timah bergerak fluktuatif cenderung menurun.
Namun, di tengah fluktuasi harga yang terjadi, Fina memastikan bahwa PT Timah masih mampu mencatatkan volume penjualan sebesar 8.307 metrik ton sampai dengan semester I-2023.
"Kondisi harga jual rata-rata logam timah dan cuaca yang belum mendukung sampai dengan semester I-2023, masih menjadi penyebab penurunan produksi timah yang menggerus laba bersih perseroan," kata Fina dalam keterangannya, Jumat, 1 September 2023.
Meski demikian, Fina memastikan bahwa saat ini kepercayaan pihak kreditur atau institusi keuangan terhadap Perseroan masih tetap kuat. Terlebih, pada kuartal II-2023, PT Timah berhasil mencatat produksi bijih timah sebesar 7.755 ton, atau tercapai 78 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 9.901 ton.
Sementara produksi logam timah tercatat sebesar 8.100 metrik ton atau tercapai 92 persen, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 8.805 metrik ton. Di sisi lain, penjualan logam timah sebesar 8.307 metrik ton atau tercapai 84 persen, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 9.942 metrik ton.
Harga jual rata-rata logam timah sebesar US$26.828 per metrik ton, atau lebih rendah 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$41.110 per metrik ton.
Sampai dengan kuartal II-2023, TINS berhasil mencatatkan ekspor timah sebesar 92 persen. Dimana, terdapat 6 besar negara tujuan ekspor, antara lain meliputi Jepang 17 persen, Korea Selatan 14 persen, Belanda 11 persen, Amerika Serikat 9 persen, Taiwan 9 persen, dan India 8 persen.