Anindya Bakrie Dorong Dunia Pendidikan RI Adaptasi dengan Isu Perubahan Iklim

Anindya Bakrie.
Sumber :
  • VIVA/Rizkya Fajarani.

Jakarta – Direktur Utama dan CEO, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Anindya Bakrie mengakui, isu krusial di abad ke-21 ini adalah masalah krisis iklim, dimana ancaman polusi dan perubahan iklim sudah menjadi tantangan di berbagai negara.

Ridwan Kamil Ingin Buat SMP dan SMA Negeri Dalam Satu Lokasi, Ini Alasannya

Hal itu sebagaimana yang diutarakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat memberikan sambutan pada Pembukaan Mahasabha XIII Kongres Nasional Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) 2023, di Palu.

"Saya setuju dengan imbauan Presiden @jokowi bahwa isu krusial abad ke-21 ini adalah krisis iklim dimana ancaman polusi, dan perubahan iklim sudah menjadi tantangan di berbagai negara," kata Anindya dalam unggahan di Instagram pribadinya @anindyabakrie, Kamis, 31 Agustus 2023.

Bhrisco Jordy, Pembawa Cahaya Pendidikan di Pulau Mansinam Papua Barat

Ilustrasi perubahan iklim

Photo :

Menurutnya, Indonesia harus segera berinovasi bukan hanya dari segi industri, tapi juga dari segi pendidikan. Karena dunia pendidikan perlu melakukan adaptasi, begitu juga dengan anak muda sekarang, supaya tetap relevan dengan permasalahan yang ada.

Ketum Kadin Perkuat Kolaborasi Regional Garap Potensi LCS dan Laut Filipina Barat

"Sebagai industrialis yang bertransformasi pada bidang keberlanjutan, saya melihat dalam jangka panjang, penyelesaian permasalahan ini harus masuk dalam ranah pendidikan," ujarnya.

Anindya menambahkan, harus ada disiplin ilmu yang pakem dengan turunan lintas disiplin, antara lain seperti carbon market, green financing, low carbon economic development, dan sebagainya.

"Kita harus mempersiapkan talenta-talenta muda yang memiliki kapabilitas spesifik untuk penyelesaian permasalahan perubahan iklim dengan baik, yang ke depannya akan menciptakan green jobs yang sudah banyak permintaannya di seluruh dunia," kata Anindya.

Dia meyakini, Indonesia bisa menjadi pemimpin dalam penyelesaian permasalahan iklim, karena memiliki kekayaan alam yang luar biasa baik di bawah tanah, di atas tanah, serta biodiversitas di sekitar kita. Apalagi, lanjut Anindya, sebentar lagi Ibu Kota Indonesia akan dipindahkan ke IKN, yang akan menjadi ikon kota yang inklusif, hijau, dan berkelanjutan.

Sebagai alumni Stanford, Anindya mengaku melihat Stanford telah membuka Fakultas baru setelah 75 tahun, yakni Stanford School of Sustainability Doerr. Dimana mereka berfokus untuk menciptakan talenta-talenta yang kompeten, untuk penyelesaian perubahan iklim.

"Barangkali ada potensi kolaborasi penelitian yang luas dan berjangka panjang yang bisa kita ciptakan antara @Stanford dan lembaga terkait di Indonesia, mengenai berbagai isu penting bagi transisi rendah karbon di Indonesia untuk memulai. Dari sektor industri kami mendukung penuh pemerintah menyukseskan program pendidikan sustainability di Indonesia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya