Artis Klaim Raup Cuan Besar dari Live Streaming Jualan, Pakar Tegaskan Butuh Validasi
Jakarta – Heboh sejumlah publik figur yang mengklaim sukses hingga meraup penjualan hingga miliaran rupiah melalalui siaran langsung (live streaming) alias live shopping jadi sorotan. Penjualan yang dilakukan melalui e-Commerce maupun social commerce seperti Shopee dan Tiktok itu pun dinilai masih membutuhkan pengujian validitas.
Managing Patner Inventure Yuswohady menilai, narasi yang menggambarkan betapa mudahnya jualan melalui live shopping lewat kesuksesan para publik figur bisa menjadi bumerang. Khususnya, terjadi ketika pelaku UMKM tidak berhasil melakukan penjualan sementara di benak mereka sudah terbentuk persepsi bahwa live shopping akan menghasilkan penjualan yang heboh.
"Bahaya ketika suatu kampanye over promise namun under deliver. Ini membuat orang merasa jualan melalui live shopping di Tiktok ternyata tidak seindah seperti yang terjadi pada para artis. Hal ini justru akan menjadi backfire," kata Yuswohady di Jakarta, dikutip Kamis, 31 Agustus 2023.
Dia menjabarkan, jika tujuannya untuk mendorong banyak pelaku usaha seperti UMKM untuk ikut live shopping perlu di validasi apakah cara ini efektif. Apalagi, kapasitas para pelaku UMKM tidak mungkin seheboh yang digambarkan dalam kampanye live shopping para selebritis.Â
Lebih lanjut pakar pemasaran itu berpendapat, kampanye dengan melibatkan selebritis bisa dilihat sebagai upaya untuk membangun narasi bahwa kegiatan live shopping akan menghasilkan penjualan yang fantastis. Harapannya, para pelaku UMKM akan ikut tergerak untuk ikut melakukan kegiatan live shopping dalam transaksi penjualannya.Â
Namun, lanjut Yuswohady, kita tidak tahu apakah ada pengaturan tertentu atau tidak dalam kegiatan live shopping para selebritis tersebut. Bisa saja ada order yang masuk tidak organik langsung dari konsumen.
"Orang Indonesia memiliki budaya instan yang sangat kuat. Begitu ada narasi mengenai keberhasilan artis menggelar live shopping, mereka akan ikut-ikutan karena takut ketinggalan alias FOMO (fear of out missing)," terangnya.
Karena itu menurutnya, sebelum mengikuti jejak para selebritis, pelaku UMKM perlu melakukan uji validasi terlebih dahulu. Pertama, host dari kegiatan live shopping tersebut adalah selebritis yang dari sisi pemasaran bisa dianggap sebagai influencer maupun key opinion leader (KOL).
Kedua, para selebritis tersebut memiliki basis komunitas alias follower yang sangat banyak. Bahkan, jumlahnya mencapai puluhan hingga puluhan juta orang dengan hubungan emosional yang dalam.
Dalam jangka pendek, Yuswohadi memperkirakan, kampanye live shopping dengan melibatkan para artis akan berhasil. Pelaku UMKM akan langsung ikut-ikutan menggelar live shopping lantaran FOMO.
Namun, apakah tren live shopping ini bisa bertahan lama atau tidak bergantung hasil yang pelaku UMKM peroleh. Jika jualan pelaku UMKM bisa selaris para artis, tren live shopping akan bertahan lebih lama. Jika tidak, hype atas kegiatan live shopping ini akan hilang.
Meski demikian, Yuswohady menambahkan, kampanye mengenai kegiatan live shopping bisa dibilang berlebihan. Meski begitu, dari sisi pemasaran, live shopping merupakan alat baru yang bisa memperkaya kemampuan UMKM untuk menggaet pelanggan.
Namun, pelaku UMKM tidak bisa hanya sekadar terbuai dengan keberhasilan para artis. Mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah untuk membangun basis komunitas yang kuat dengan relasi yang mendalam.