SKK Migas Pasang Target Lifting Minyak Tahun Depan Lebih Realistis
- VIVA/Andry Daud
Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengakui, target lifting minyak dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) kerap memiliki gap yang besar dengan capaian atau realisasinya di tiap tahun.
Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf mengatakan, hal itulah yang kerap membuat realisasi lifting minyak dalam beberapa tahun belakangan ini tidak pernah memenuhi target, sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Karenanya, Nanang mengatakan bahwa dengan target lifting minyak sebesar 625 ribu BOPD pada tahun depan, diharapkan hal itu bisa menjadi lebih realistis untuk dicapai.
"Karena dari sisi target kita mencoba untuk lebih realistis, angkanya bottom up disesuaikan dengan usulan KKKSÂ (Kontraktor Kontra Kerja Sama)," kata Nanang dalam media briefing ICIOG 2023, di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2023.
Dia mengatakan, target yang realistis itu didasarkan pada outlook lifting minyak tahun ini, yang berada di angka 620-621 ribu BOPD. Sementara itu untuk tahun 2022, realisasi lifting minyak tercatat di angka 612 ribu barel per hari (BOPD).
Dari angka tersebut, Nanang mengaku optimis bahwa target lifting minyak 625 ribu BOPD di 2024 itu akan tercapai, meskipun target yang realistis tersebut tidak serta merta membuat SKK Migas kehilangan semangat mendongrak angka produksi.
"Mindset kita lebih baik target 625 ribu BOPD nanti realisasinya 630 ribu BOPD atau 650 ribu BOPD. Daripada kita diberi target luar biasa, effort juga luar biasa, tapi tidak pernah tercapai," ujarnya.
Nanang menjelaskan, angka itu merupakan hasil penghitungan bersama secara mendalam, yang dilakukan oleh SKK Migas bersama para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). "Kita hitung benar-benar, berapa kemampuan setelah betul-betul kita peras. Ternyata memang tahun 2024 ini tidak ada project baru yang signifikan," kata Nanang.
Dia menjelaskan, meskipun ada potensi tambahan produksi dari Lapangan Hidayah, namun Dia mengakui bahwa wilayah itu baru akan on-stream pada tahun 2025 mendatang. Padahal, potensi dari Lapangan Hidayah itu menurutnya bisa mencapai kisaran 20-22 ribu BOPD.
"Jadi kita harus tetap realistis kalau 2024 tidak ada lagi project misanya seperti Banyu Urip atau Hidayah, kita harus survival," ujarnya.