Ungkap Kendala Pembangunan Gedung Berkelanjutan, Sri Mulyani Sebut RI Butuh US$200 Miliar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia.

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pembangunan gedung berkelanjutan di Indonesia masih menghadapi sejumlah kendala. Di Indonesia, kebutuhan akan pembangunan baru terus meningkat dan berkembang.

Bamsoet Dorong Kadin Jadi Kekuatan Ekonomi yang Sejajar dengan Politik, Begini Caranya

Bendahara Negara mengatakan, hambatan dalam pembangunan berkelanjutan salah satunya berasal dari keuangan.

"Perjalanan menuju konstruksi berkelanjutan masih menemui berbagai kendala. Hambatan keuangan yang ditandai dengan tingginya biaya di muka, dan terbatasnya akses terhadap modal berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan," kata Sri Mulyani dalam Seminar On Energy Efficient Mortgage di Hotel Mulya, Senayan, Jakarta, Selasa, 22 Agustus 2023.

Pemerintah Siapkan Anggaran Subsidi Rp11,4 Triliun untuk Sektor Otomotif di 2025

Ekonomi Berkelanjutan

Photo :
  • vstory

Sri Mulyani menuturkan, adanya pembangunan gedung yang berkelanjutan akan meminimalkan kerentanan terhadap emisi polusi.

Saat Menkeu Sri Mulyani Bilang PPN 12 Persen Indonesia Lebih Rendah Dibandingkan Negara Lain

Dia menjelaskan, di wilayah Asia Pasifik membutuhkan dana investasi sebesar US$17,8 triliun untuk bangunan tempat tinggal. Sedangkan di Indonesia, menurutnya membutuhkan investasi sebesar US$200 miliar untuk membangun gedung ramah lingkungan hingga 10 tahun ke depan.

"Jadi dengan kata lain, Pemerintah harus bekerja sangat keras untuk memanfaatkan opsi pembiayaan yang mendukung proyek pembangunan berkelanjutan di Indonesia," jelas dia.

Menurutnya, Indonesia dalam hal ini memerlukan pendanaan yang inovatif dan ramah lingkungan. Pandangan itu, jelasnya, setelah berkaca dari pengalaman dari negara lain.

"Pembiayaan bangunan yang inovatif dan ramah lingkungan sangat penting untuk mentransformasi perekonomian kita. Termasuk sektor konstruksi bangunan yang perlu dirancang menjadi bangunan yang lebih ramah lingkungan, melalui insentif fiskal dalam instrumen keuangan kita," ujarnya.

Sekjen Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani

Kementerian Agama Raih Predikat 'Sangat Baik' dalam Indeks Perencanaan Pembangunan Nasional 2024

Kemenag meraih nilai 92,72 yang menunjukkan kualitas perencanaan pembangunan yang terintegrasi, sinkron, dan memiliki keterhubungan kuat.

img_title
VIVA.co.id
18 Desember 2024