Ramai Kasus Mahasiswa Baru UIN Surakarta Diminta Daftar Pinjol, OJK: Itu Paylater

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, kasus pembukaan rekening yang menjerat mahasiswa baru UIN Raden Mas Said Surakarta, pada kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2023 bukan merupakan Pinjaman Online (Pinjol) melainkan Paylater.

PPSU Mau Lerai Perkelahian di Kalimalang, Malah Dikejar Pemuda Pakai Sajam

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, hal itu diketahui berdasarkan hasil dari pendalaman kasus setelah OJK memanggil pihak kampus beberapa waktu belakangan.

"Kalau UIN kita sedang dalami lebih lanjut  tapi itu ternyata terakhir bukan pinjol loh ya, ternyata produk Paylater," kata Friderica di kantornya Jumat, 18 Agustus 2023. 

Gak Perlu Pakai Pinjol, Ini 7 Cara Menabung untuk Mempersiapkan Pernikahan

Kiki begitu panggilan akrabnya menjelaskan, pembukaan rekening itu dilakukan karena pihak kampus telah bekerja sama dengan salah satunya terdapat bank. Namun, menurutnya pembukaan rekening di bank itu tidaklah masalah, yang menjadi permasalahan yakni kerja sama itu dilakukan dengan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) agar mahasiswa membuka kredit line atau sistem pinjaman. 

"Jadi kemarin itu yang membuka rekening bank sekitar 1.200 dari 4.000 mahasiswa baru. Dari 1200 itu enggak papa ya rekening banknya. Tetapi yang kemudian menjadi rame itu karena mereka dari situ 200 nya itu dibukain kredit line di salah satu PUJK tadi," jelasnya.

OJK Klaim Aset Kripto Berpotensi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Begini Penjelasannya

Aksi mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta terkait dengan polemik kegiatan PBAK

Photo :
  • Antara

Kiki mengatakan, permasalahan itu juga terjadi karena para mahasiswa mempertanyakan untuk apa mereka membukakan kredit line yang nilainya sebesar Rp 100.000 hingga Rp 300.000. 

"Nah itu kemudian yang menjadi masalah adalah mereka merasa untuk apa dibukakan kredit line antara Rp 100.000-Rp 300.000, dan dari situ sudah ada yang make untuk beli pulsa. Jadi kemudian rame karena ibaratnya mahasiswa ini merasa kok kita malah diajari untuk konsumtif, berhutang," jelas dia. 

"Nah itu kemarin kita sudah panggil pihak UIN Solo kemudian dewan mahasiswa dan juga kegiatan mahasiswa baru," tambahnya. 

Dibertitakan sebelumnya, permintaan agar mahasiswa baru UIN Raden Mas Said Surakarta mendaftar pinjaman online (pinjol) saat kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2023 oleh Dewan Mahasiswa menimbulkan polemik. Dan pihak UIN Raden Mas Said Surakarta berjanji akan menindaklanjuti masalah ini.

"Baru tadi dari dosen yang kebetulan pembina Dema (Dewan mahasiswa) memperoleh data MoU (nota kesepahaman) antara mahasiswa dengan pihak sponsorship," kata Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UIN Raden Mas Said Surakarta, Syamsul Bakri di Solo, Selasa, 8 Agustus 2023.

Terkait adanya nota kesepahaman antara perusahaan yang sanggup untuk menjadi sponsor acara dengan mahasiswa, menurut dia tidak sesuai aturan. "Mahasiswa tidak berhak melakukan MoU, apalagi ada nominal. Padahal PBAK ditanggung oleh universitas. Cari sponsorship nggak bisa seperti itu," kata Syamsul Bakri.

Menurut dia, dari nota kesepahaman tersebut diketahui nominal dana sponsorship yang akan diterima oleh pihak penyelenggara sebesar Rp160 juta. "Bagaimana bisa dapat sebesar itu. Itu baru satu dari tiga perusahaan," kata Syamsul Bakri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya