PLN Ungkap Transisi Energi RI Sampai 2040 Butuh Pendanaan hingga US$130 Miliar
- ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Jakarta – PT PLN (Persero) memberikan perhatian khusus pada pendanaan transisi energi di Tanah Air. Executive Vice President (EVP) Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, Warsono mengatakan, pihaknya telah merancang sejumlah skenario transisi energi yang bisa dilakukan.
Meski demikian, ia mengungkapkan bahwa transisi energi butuh pendanaan atau modal yang sangat besar yang diperkirakan mencapai kisaran US$50-US$130 miliar sampai tahun 2040. Dengan adanya dana Just Energy Transition Partnership (JETP) yang akan memberikan potensi pembiayaan US$20 miliar, maka masih ada kekuarangan.
"Dengan potensi pendanaan dari JETP sebesar US$20 miliar, maka masih ada kekurangan kebutuhan pendanaan sebesar US$30-US$110 miliar sampai tahun 2040," kata Warsono dalam telekonferensi di webinar DETalk, 'Energi Nasional Terus Melaju untuk Indonesia Maju', Selasa, 15 Agustus 2023.
Warsono pun menegaskan bahwa proses transisi energi memang membutuhkan anggaran yang cukup besar, terutama dari sisi belanja modal atau capital expenditure (capex). Pendanaan ini juga menjadi 'concern' bagi PLN untuk mencari pembiayaan yang lebih murah. Selain itu, juga pendanaan yang memiliki dampak yang rendah terhadap affordabilitas masyarakat.
"Jadi concern utama bagi kami adalah terkait bagaimana penyediaan pendanaannya," kata Warsono.
Dia mengatakan, setiap skenario pembiayaan transisi energi tersebut tentunya juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Sehingga, PLN sendiri, menurut Warsono harus bisa benar-benar memilah mitranya masing-masing, untuk menentukan mitra mana yang bisa memfasilitasi PLN untuk mendapatkan pendanaan bagi proses transisi energi tersebut.
"Kita sudah punya beberapa skenario (transisi energi) yang masing-masing ada plus minusnya. Tapi yang jelas semuanya menunjukkan kebutuhan capex yang cukup besar," kata Warsono.
"Karena itu, maka berbagai macam pendanaan yang memungkinkan perlu untuk kita bangun kemitraannya, demi mendapatkan platform pendanaan yang paling kompetitif untuk mengakselerasi transisi energi, khususnya di PLN," ujarnya.