Kenang Masa Kuliah di UI, Sri Mulyani: Uang Saku Rp 15.000 per Bulan, Saya Simpan di Lemari

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengenang masa dirinya masih berkuliah di Universitas Indonesia (UI). Saat itu pada sekitar tahun 1980-an, belum terdapat kemudahan dalam transaksi seperti saat ini.

Rencana Sri Mulyani Kejar Potensi Pajak Underground Economy

Bendahara negara menceritakan, saat dia masih menjadi mahasiswa UI, dia hanya diberi uang saku sebesar Rp 15.000 per bulan. Uang tersebut disimpan di bawah koran tempat alas baju di lemari.

"Saya dulu mahasiswa kos-kosan, uang saku dari orang tua almarhum hanya Rp 15.000 per bulan, kalau dapet dari kantor pos bukan ditransfer seperti mobile banking. Di UI Salemba itu ada kantor pos di depan, saya ambil, enggak saya masuki ke tabungan, masuklah di lemari, ditaruh di bawah koran tempat baju saya," kata Sri Mulyani dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan 2023, Senin, 14 Agustus 2023.

Sri Mulyani Ungkap PPN Naik Jadi 12 Persen Sesuai UU Mulai 1 Januari 2025

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam kuliah umum di Universitas Indonesia

Photo :
  • Antara

Menurutnya hal itu berbeda dengan mahasiswa saat ini, yang kini mendapatkan kemudahan dalam melakukan transaksi. Dia menuturkan, saat melakukan transfer ke transfer tidak dapat melihat uang secara fisik.

Sri Mulyani Tugasi Wamenkeu Anggito Kejar Pajak Underground Economy

"Kalau dulu uangnya fisik dilihat oh buat naik bemo berapa, makan siang berapa, masih sisa berapa. Jadi konteksnya berubah, tapi hari ini juga Anda bisa investasi ke macam-macam, dulu waktu kami mahasiswa baru diajari trading saham," ujarnya.

Lebih lanjut dia menyoroti atas rendahnya indeks literasi keuangan masyarakat di Indonesia. Sebab terdapat jurang perbedaan antara masyarakat yang masuk ke dalam sistem keuangan, dengan literasi yang dimiliki.

Sri Mulyani mengatakan, untuk masyarakat yang masuk ke dalam sektor keuangan mulai dari menabung hingga berinvestasi sudah sebanyak 85 persen. Namun, literasi yang dimiliki masyarakat hanya sebesar 49,6 persen.

"Itu adalah suatu PR (pekerjaan rumah) buat kita semuanya. Karena untuk menjadi included masuk ke dalam sektor keuangan lebih mudah," jelas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya